"Kenapa kau tidak bisa mengingatnya?" keluhku memaksa.
"Aku tidak tahu," sahutnya menggeleng.
Aku pun merundukkan pandanganku karena hampir saja putus asa. Kedua tanganku akhirnya menjadi kaku seakan tak kuasa membuat ia kembali normal.
Tiba-tiba, sebuah nada mengingatkanku pada ingatan. Aku pun menaikkan pandangan ke arahnya sambil tersenyum dengan lebar.
"Aku akan membuatmu mengingatnya," putusku.
Aku memajukan wajahku mendekati dirinya, aku mendekatkan bibirku ke arahnya. Aku bahkan tidak perduli dengan apa yang akan terjadi. Matanya seakan mendelik sangat kuat di depanku. Namun, aku tak akan menyerah begitu saja.
Cup!
Kecupan sekali mendarat pada bibirnya. Aku melirik wajah Jebran yang berubah memerah di pipinya.
Tiba-tiba.
"Akh!!" ringisnya menahan sakit di kepala.
Kedua tangannya memegang kuat hingga meremas rambutnya. Sontak, mataku terpukul akibat perubahan pada dirinya. Mungkinkah ini refleks dari kecupan itu yang dapat mendorong untuk membuat ia kembali?
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com