webnovel

HUTAN TERKUTUK

"Jangan coba-coba merambah hutan yang kami lindungi!" demikian selalu ucapan warga jika ada pihak perusahaan perkebunan berniat ingin memperluas lahannya ke area hutan itu. Hutan itu memang selalu dijaga warga, bukan hanya puluhan tahun, bahkan ratusan tahun tak ada yang boleh berani menginjakkan kaki di sana. Warga selalu menutup dan menjaganya, bahkan jika ada pihak luar yang berani melanggar mereka tak segan-segan untuk bertindak bahkan mengancam nyawa nya. Ada apa yang disembunyikan warga selama ratusan tahun tak ada yang tahu persis. Dan itu pulalah yang membuat perusahaan yang dipimpin oleh Om Doni menjadi penasaran. Karena ngototnya warga ingin mempertahankan keberadaan hutan itu, ia pihak perusahaan akhirnya nekad mengirimkan dua orang staffnya untuk meneliti kebenaran mitos yang dihembuskan warga, bahwa hutan itu mengandung kutukan yang sangat mematikan. "Aku tugaskan kalian untuk membuktikan ketidakbenaran akan mitos yang dihembuskan warga itu!" kata Om Doni kepada staffnya, Hendra dan Lusia. Dengan setengah terpaksa akhirnya keduanya memasuki area hutan itu, dengan harapan bisa membuktikan ketidakbenaran kutukannya. Tapi sesuatu yang mengerikan justru menunggu mereka di sana. Sesuatu yang selama ratusan tahun menunggu untuk dibangkitkan...! Dan sesuatu itu terus mengejar siapapun di sekitarnya dengan teror dan kutukan yang mengerikan...!

naramentaya20 · Horreur
Pas assez d’évaluations
115 Chs

Teror Terus Datang

"Tidak apa-apa. Yang penting mobil ini jalankan saja sampai aku bisa pulang kembali," kata Lusia dengan nada dingin.

Ia terus berdiam diri di bagian belakang mobil, sementara si lelaki menjalankan terus mobilnya dengan kecepatan sedang. Seakan-akan enggan sampai ke tujuan untuk mengantarkan Lusia. Ia melihat perempuan teman lelaki itu seperti memendam rasa jengkel akan kehadiran Lusia yang tampak menyita perhatian lelaki itu.

Perempuan itu yang bertubuh montok dengan pakaian yang serba terbuka di area yang sensitif berusaha menarik perhatian lelaki itu dengan memegang lengan si lelaki, lalu menyandarkan pula kepalanya di bahu si lelaki.

"Kalau kau bersandar terus seperti ini, aku akan kehilangan konsentrasi dalam menyetir, duduklah biasa-biasa saja!" bentak si lelaki.

Lusia tersenyum simpul mendengarnya. Dan lagi-lagi si perempuan teman lelaki itu menoleh padanya lagi seakan-akan meneliti gadis itu.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com