webnovel

HUTAN TERKUTUK

"Jangan coba-coba merambah hutan yang kami lindungi!" demikian selalu ucapan warga jika ada pihak perusahaan perkebunan berniat ingin memperluas lahannya ke area hutan itu. Hutan itu memang selalu dijaga warga, bukan hanya puluhan tahun, bahkan ratusan tahun tak ada yang boleh berani menginjakkan kaki di sana. Warga selalu menutup dan menjaganya, bahkan jika ada pihak luar yang berani melanggar mereka tak segan-segan untuk bertindak bahkan mengancam nyawa nya. Ada apa yang disembunyikan warga selama ratusan tahun tak ada yang tahu persis. Dan itu pulalah yang membuat perusahaan yang dipimpin oleh Om Doni menjadi penasaran. Karena ngototnya warga ingin mempertahankan keberadaan hutan itu, ia pihak perusahaan akhirnya nekad mengirimkan dua orang staffnya untuk meneliti kebenaran mitos yang dihembuskan warga, bahwa hutan itu mengandung kutukan yang sangat mematikan. "Aku tugaskan kalian untuk membuktikan ketidakbenaran akan mitos yang dihembuskan warga itu!" kata Om Doni kepada staffnya, Hendra dan Lusia. Dengan setengah terpaksa akhirnya keduanya memasuki area hutan itu, dengan harapan bisa membuktikan ketidakbenaran kutukannya. Tapi sesuatu yang mengerikan justru menunggu mereka di sana. Sesuatu yang selama ratusan tahun menunggu untuk dibangkitkan...! Dan sesuatu itu terus mengejar siapapun di sekitarnya dengan teror dan kutukan yang mengerikan...!

naramentaya20 · Horreur
Pas assez d’évaluations
115 Chs

Rencana Om Doni

Rina dan Seruni mengintip penasaran langkah Lusia menuju ke kamar si gadis cumi-cumi. Om Doni hanya memandang dari jauh sambil tersenyum melihat tingkah laku gadis-gadis itu.

"Pasti 'sea food itu' menghasut Lusia agar Lusia tidak menemani kita...!" desis Rina dengan hati panas. Dan beberapa saat kemudian terdengar suara sedikit ribut setelah Lusia memasuki kamar dan menguncinya dari dalam.

"Waaaawwww...!" terdengar teriakan gembira seorang gadis. Yang jelas bukan Lusia.

Rina mencibir sambil cemberut. "Monster norak!" ia memaki. Dan segera berbalik lagi ke kamarnya dengan wajah sangat dongkol.

***

Lusia menatap Seruni dengan sungguh-sungguh. Saat itu mereka bertiga sedang menikmati makan siang di ruang makan, rumah Om Doni yang sangat besar. Menyantap makanan bahkan telah dipesan oleh pengusaha itu dari sebuah restauran karena semua pembantu telah diungsikan Om Doni ke tempat lain.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com