Di atas sana ia cepat-cepat meletakkan ulat aneh yang sebenarnya terlihat menjijikkan itu, tapi ia merasa iba melihatnya, lalu ia cepat-cepat merengkuh bayinya lagi.
Ulat itu menggeliat-geliat lemah, luka di bagian tengahnya tampak menganga lebar akibat gigitan anjing itu, memperlihatkan sesuatu di bagian dalamnya. Seperti bagian tubuh manusia. Suara ulat itu masih terdengar merengek-rengek kesakitan.
"Bertahanlah... aku akan berusaha memberikanmu makanan jika kau bisa bertahan...!" desisnya dengan perasaan prihatin.
Sekali lagi ia memberikan ubi jalar dan durian ke dekat mulut ulat itu, tapi ulat itu tak merespon. Entah sudah kenyang atau karena kesakitan akibat luka parahnya.
Si ibu terduduk putus asa. Ia memandang ulat besar yang malang itu dengan perasaan sedih. Sedihnya karena ia pernah mendengar suara bayi manusia dari binatang aneh itu.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com