webnovel

HUTAN TERKUTUK

"Jangan coba-coba merambah hutan yang kami lindungi!" demikian selalu ucapan warga jika ada pihak perusahaan perkebunan berniat ingin memperluas lahannya ke area hutan itu. Hutan itu memang selalu dijaga warga, bukan hanya puluhan tahun, bahkan ratusan tahun tak ada yang boleh berani menginjakkan kaki di sana. Warga selalu menutup dan menjaganya, bahkan jika ada pihak luar yang berani melanggar mereka tak segan-segan untuk bertindak bahkan mengancam nyawa nya. Ada apa yang disembunyikan warga selama ratusan tahun tak ada yang tahu persis. Dan itu pulalah yang membuat perusahaan yang dipimpin oleh Om Doni menjadi penasaran. Karena ngototnya warga ingin mempertahankan keberadaan hutan itu, ia pihak perusahaan akhirnya nekad mengirimkan dua orang staffnya untuk meneliti kebenaran mitos yang dihembuskan warga, bahwa hutan itu mengandung kutukan yang sangat mematikan. "Aku tugaskan kalian untuk membuktikan ketidakbenaran akan mitos yang dihembuskan warga itu!" kata Om Doni kepada staffnya, Hendra dan Lusia. Dengan setengah terpaksa akhirnya keduanya memasuki area hutan itu, dengan harapan bisa membuktikan ketidakbenaran kutukannya. Tapi sesuatu yang mengerikan justru menunggu mereka di sana. Sesuatu yang selama ratusan tahun menunggu untuk dibangkitkan...! Dan sesuatu itu terus mengejar siapapun di sekitarnya dengan teror dan kutukan yang mengerikan...!

naramentaya20 · Horreur
Pas assez d’évaluations
115 Chs

Orang-orang Aneh di Sekeliling Lusia

Di atas sana ia cepat-cepat meletakkan ulat aneh yang sebenarnya terlihat menjijikkan itu, tapi ia merasa iba melihatnya, lalu ia cepat-cepat merengkuh bayinya lagi.

Ulat itu menggeliat-geliat lemah, luka di bagian tengahnya tampak menganga lebar akibat gigitan anjing itu, memperlihatkan sesuatu di bagian dalamnya. Seperti bagian tubuh manusia. Suara ulat itu masih terdengar merengek-rengek kesakitan.

"Bertahanlah... aku akan berusaha memberikanmu makanan jika kau bisa bertahan...!" desisnya dengan perasaan prihatin.

Sekali lagi ia memberikan ubi jalar dan durian ke dekat mulut ulat itu, tapi ulat itu tak merespon. Entah sudah kenyang atau karena kesakitan akibat luka parahnya.

Si ibu terduduk putus asa. Ia memandang ulat besar yang malang itu dengan perasaan sedih. Sedihnya karena ia pernah mendengar suara bayi manusia dari binatang aneh itu.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com