webnovel

HUTAN TERKUTUK

"Jangan coba-coba merambah hutan yang kami lindungi!" demikian selalu ucapan warga jika ada pihak perusahaan perkebunan berniat ingin memperluas lahannya ke area hutan itu. Hutan itu memang selalu dijaga warga, bukan hanya puluhan tahun, bahkan ratusan tahun tak ada yang boleh berani menginjakkan kaki di sana. Warga selalu menutup dan menjaganya, bahkan jika ada pihak luar yang berani melanggar mereka tak segan-segan untuk bertindak bahkan mengancam nyawa nya. Ada apa yang disembunyikan warga selama ratusan tahun tak ada yang tahu persis. Dan itu pulalah yang membuat perusahaan yang dipimpin oleh Om Doni menjadi penasaran. Karena ngototnya warga ingin mempertahankan keberadaan hutan itu, ia pihak perusahaan akhirnya nekad mengirimkan dua orang staffnya untuk meneliti kebenaran mitos yang dihembuskan warga, bahwa hutan itu mengandung kutukan yang sangat mematikan. "Aku tugaskan kalian untuk membuktikan ketidakbenaran akan mitos yang dihembuskan warga itu!" kata Om Doni kepada staffnya, Hendra dan Lusia. Dengan setengah terpaksa akhirnya keduanya memasuki area hutan itu, dengan harapan bisa membuktikan ketidakbenaran kutukannya. Tapi sesuatu yang mengerikan justru menunggu mereka di sana. Sesuatu yang selama ratusan tahun menunggu untuk dibangkitkan...! Dan sesuatu itu terus mengejar siapapun di sekitarnya dengan teror dan kutukan yang mengerikan...!

naramentaya20 · Horreur
Pas assez d’évaluations
115 Chs

Minum Darah Manusia?

Lagi-lagi Lusia tercengang melihat gelagat Om Doni seperti memohon-mohon. Ia menatap pengusaha yang tengah kebingungan itu agak lama.

"Kondisi makhluk itu sekarang seperti apa?"

"Dia sepertinya sedang sekarat. Bahkan berbicara pun seperti tak mampu. Saat hendak kuberikan makanan ia selalu menolaknya," kata Om Doni lagi. "Andai ia bisa kubawa ke rumah sakit... Tapi rasanya tak mungkin. Pasti akan disita negara..."

"Dia hanya memakan darah dan daging manusia!" kata Lusia cepat. "Mungkin itu yang dia inginkan!"

"Benarkah...?" Om Doni ternganga. Ia lama menatap Lusia.

"Aku sudah katakan itu berkali-kali pada Om," tegas Lusia.

"Ya Tuhan!" Om Doni geleng-geleng kepala. "Ini rasanya sangat sulit! Semoga saja kamu salah, Lusia!"

"Aku juga berharap aku salah..."

Om Doni tampak termenung. Lama. Seperti berpikir. "Aku bisa saja mengeluarkan uang yang banyak untuk memeliharanya. Tapi untuk mengorbankan manusia..." ia kembali menggeleng.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com