Lagi-lagi Lusia tercengang melihat gelagat Om Doni seperti memohon-mohon. Ia menatap pengusaha yang tengah kebingungan itu agak lama.
"Kondisi makhluk itu sekarang seperti apa?"
"Dia sepertinya sedang sekarat. Bahkan berbicara pun seperti tak mampu. Saat hendak kuberikan makanan ia selalu menolaknya," kata Om Doni lagi. "Andai ia bisa kubawa ke rumah sakit... Tapi rasanya tak mungkin. Pasti akan disita negara..."
"Dia hanya memakan darah dan daging manusia!" kata Lusia cepat. "Mungkin itu yang dia inginkan!"
"Benarkah...?" Om Doni ternganga. Ia lama menatap Lusia.
"Aku sudah katakan itu berkali-kali pada Om," tegas Lusia.
"Ya Tuhan!" Om Doni geleng-geleng kepala. "Ini rasanya sangat sulit! Semoga saja kamu salah, Lusia!"
"Aku juga berharap aku salah..."
Om Doni tampak termenung. Lama. Seperti berpikir. "Aku bisa saja mengeluarkan uang yang banyak untuk memeliharanya. Tapi untuk mengorbankan manusia..." ia kembali menggeleng.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com