Dan Lusia dengan tatapan tak yakin menghampiri sesuatu yang terbaring di atas kasur.
"Seorang perempuan?" Ia bertanya lirih.
"Bukan perempuan biasa!" Sahut Om Doni cepat.
Lusia memandang sekilas ke arah pengusaha bermata sipit itu. Lalu memandang lagi ke arah perempuan yang terbaring pingsan di atas kasur. "Om tidak ingin mengejutkanku, kan? Om tahu sendiri akibatnya. Dinding kamarpun bisa aku jebol...!" ancam Lusia.
"Perempuan itu berkaki cumi-cumi!" Om Doni lekas-lekas menjawab. Takut kalau Lusia benar-benar terkejut, dan mengakibatkan segala sesuatunya beterbangan dan menimpa ke arah dirinya.
Lusia tersentak tubuhnya mendengar itu. Ia menatap Om Doni tak percaya.
"Apa perlu aku bukakan sendiri penutup selimutnya?" tawar Om Doni saat dilihatnya Lusia membelalakkan mata.
Tapi justru gadis itu yang bergegas membuka penutup selimut yang melindungi separuh dari tubuh perempuan yang terbaring di atas kasur. Gerakannya tampak tak sabar saat tangannya menarik ujung selimut.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com