webnovel

HUTAN TERKUTUK

"Jangan coba-coba merambah hutan yang kami lindungi!" demikian selalu ucapan warga jika ada pihak perusahaan perkebunan berniat ingin memperluas lahannya ke area hutan itu. Hutan itu memang selalu dijaga warga, bukan hanya puluhan tahun, bahkan ratusan tahun tak ada yang boleh berani menginjakkan kaki di sana. Warga selalu menutup dan menjaganya, bahkan jika ada pihak luar yang berani melanggar mereka tak segan-segan untuk bertindak bahkan mengancam nyawa nya. Ada apa yang disembunyikan warga selama ratusan tahun tak ada yang tahu persis. Dan itu pulalah yang membuat perusahaan yang dipimpin oleh Om Doni menjadi penasaran. Karena ngototnya warga ingin mempertahankan keberadaan hutan itu, ia pihak perusahaan akhirnya nekad mengirimkan dua orang staffnya untuk meneliti kebenaran mitos yang dihembuskan warga, bahwa hutan itu mengandung kutukan yang sangat mematikan. "Aku tugaskan kalian untuk membuktikan ketidakbenaran akan mitos yang dihembuskan warga itu!" kata Om Doni kepada staffnya, Hendra dan Lusia. Dengan setengah terpaksa akhirnya keduanya memasuki area hutan itu, dengan harapan bisa membuktikan ketidakbenaran kutukannya. Tapi sesuatu yang mengerikan justru menunggu mereka di sana. Sesuatu yang selama ratusan tahun menunggu untuk dibangkitkan...! Dan sesuatu itu terus mengejar siapapun di sekitarnya dengan teror dan kutukan yang mengerikan...!

naramentaya20 · Horreur
Pas assez d’évaluations
115 Chs

Lusia Yang Emosional

Dan ia dengan penuh emosi mengacak-acak sejumlah berkas yang tersusun di meja. Menebas beberapa alat tulis kantor dengan tangannya sehingga berhamburan di lantai, lalu duduk dengan terengah-engah di kursinya.

Beberapa orang yang ada di ruangan tamu terpaku diam, termasuk dokter anatomi yang tidak diijinkan nya untuk pulang ke Jakarta.

Rina dan Lusia yang ada di ruangan itu saling berpandangan. Rina mengedikkan bahu. Tersenyum masam ke arah Lusia.

"Dia memang begitu kalau sedang depresi," katanya. "Tapi itu jarang terjadi," lanjutnya pula.

Lusia geleng-geleng kepala. "Pasti ini semua gara-gara aku...."

"Bukan aku rasa..."

"Biar aku yang menemuinya di dalam...." Lusia melangkah ke dalam ruang kerja Om Doni.

"Eh, jangan..." Rina berusaha mencegah, tapi Lusia terlanjur melangkah masuk. Rina geleng-geleng kepala. "Sama-sama keras kepalanya...!" desisnya.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com