Lusia merasakan tubuhnya terlempar memasuki sebuah lorong hitam yang tidak dikenal. Tubuhnya terasa melayang-layang di ruang hampa udara. Ia menjerit-jerit panik, tangannya mengapai-gapai kesana kemari mencari tempat berpegang, namun tubuhnya bagai tersedot oleh hembusan angin kencang. Terus berhembus membawa dirinya ke suatu tempat yang sama sekali asing baginya. Bukan hutan, dan bukan pula Padang pasir.
Ia kini berada di suatu tempat yang dirasanya aneh. Sebuah kawasan perbukitan yang sangat luas, namun hanya bebatuan dan terdapat beberapa danau terhampar di hadapannya.
Ia jatuh berguling-guling di bebatuan kecil yang berwarna kemerahan. Kulitnya terasa perih. Tertatih-tatih ia berdiri sambil memandang hamparan di sekitarnya. Matanya membelalak, mencari-cari kalau-kalau ada orang di sekitarnya.
Tapi tempat itu juga sunyi sepi. Tak ada siapapun. Ia menyipitkan matanya karena silau matahari, dan saat ia memandang ke atas ia tertegun.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com