Saat itulah Lusia agak tertegun. Ada yang aneh di balik hilangnya jasad misterius yang memusingkan itu.
"Om istirahat saja dahulu, nanti kita pikirkan sama-sama," Lusia menyeret lengan Om Doni yang tampak lunglai tak berdaya.
Mata gadis itu berkedip-kedip lagi. Mengeluarkan cahaya biru berpendar-pendar. Dan Om Doni menurut saja bagai kerbau dicocok hidungnya, meskipun masih tetap lunglai. Lusia menyeret lengan pengusaha itu
Seruni dan Rina yang hendak memasuki gudang langkahnya tertahan saat melihat adegan sedikit dramatis itu. Mereka saling berpandangan satu sama lain.
"Om Doni sedikit shok karena hilangnya jasad di dalam kotak itu..." Lusia menerangkan sambil memapah pengusaha itu. Memboyongnya seperti seorang ibu yang menyayangi anaknya.
Rina dan Seruni tersenyum. "Takluk juga dia akhirnya..." Rina berbisik di dekat telinga Seruni.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com