Lelaki itu nyengir mendengarnya. "Baguslah kalau begitu. Aku akan punya anak dan kau bakal menjadi isteriku! Aku kan sudah bilang, aku suka kamu...!"
"Gak! Aku belum memutuskan apapun soal cinta dengan mu! Aku masih ingin bebas!" Lusia mendengus jengkel.
Ia bergegas mengenakan pakaiannya kembali, lalu mengambil tasnya.
Lelaki itu geleng-geleng kepala seraya tersenyum. "Cantik-cantik keras kepala..." gerutunya sambil garuk-garuk kepala. "Ya udah! Kalau kamu takut hamil minum saja air soda sebanyak-banyaknya!"
Lusia nyengir. "Aku gak mau hamil dari benih kamu. Ntar bayinya jelek!" kata Lusia sambil dengan mesranya mencubit hidung mancung laki-laki itu.
Mereka berdua malah ketawa cekikikan. Sembari bergandengan tangan keduanya keluar dari kamar. Suasana temaram menyambut mereka.
Tak terdengar suara siapapun. Tak seperti suasana kota apalagi di perhotelan seperti pada umumnya. Kota itu tiba-tiba menjadi kota mati.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com