"Kau ini sebenarnya siapa?" Lusia mencoba bertanya. Pemuda itu hanya menoleh sebentar lalu diam lagi.
Setelah menoleh ke arah semak-semak di mana si gadis bersayap terbaring, pemuda itu menatap ke arah Lusia lagi.
"Aku takut melihat pemandangan mengecewakan kalau aku mendatangi mereka berdua..." kata Lusia dengan wajah sedikit masam. "Mungkin sudah saatnya aku tidak peduli dengan masalah cinta..."
"Kau ini seorang wanita yang pemberani..." pemuda itu duduk di atas rerumputan.
Lusia lagi-lagi terpana saat menatap mata tajam bening, dan berkaca-kaca pemuda misterius itu. Seperti sering melihatnya, tapi ia lupa kapan dan di mana. Ia duduk di samping pemuda itu.
"Maksudmu?" tanya Lusia.
"Keberanianmu kau tunjukkan setelah kau bersama temanmu itu memasuki kawasan hutan ini yang selama ratusan tahun tak ada orang yang berani menerobosnya," katanya lagi yang membuat Lusia tercengang.
"Kau pasti telah mendengar cerita ini dari Hendra?" tanya Lusia.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com