Dilihatnya warga kampung itu sangat ramah, tapi bisa saja mereka berubah menjadi beringas saat mereka tahu siapa dirinya sebenarnya.
Akhirnya Lusia lebih memilih untuk menutup mulutnya. Dan membiarkan mereka tetap menyangka bahwa dirinya adalah penjelmaan bidadari yang turun dari langit.
Ah, bidadari apaan? Bidadari tak perawan barangkali! Rutuknya dalam hati sambil tersenyum kecut. Ia jadi teringat ulah nya tempo hari yang membuatnya kerap menjadi malu pada diri sendiri. Begitu ganas ia bercinta dengan seorang lelaki yang tidak ia kenal.
Tapi orang-orang kampung itu sepertinya memang menganggapnya bidadari yang jatuh dari langit, karena melihat dengan mata kepala sendiri ia terjatuh dari langit.
Beberapa warga kampung bahkan datang berbondong-bondong ke rumah yang menampungnya dengan membawa berbagai makanan hasil olahan mereka.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com