webnovel

HUTAN TERKUTUK

"Jangan coba-coba merambah hutan yang kami lindungi!" demikian selalu ucapan warga jika ada pihak perusahaan perkebunan berniat ingin memperluas lahannya ke area hutan itu. Hutan itu memang selalu dijaga warga, bukan hanya puluhan tahun, bahkan ratusan tahun tak ada yang boleh berani menginjakkan kaki di sana. Warga selalu menutup dan menjaganya, bahkan jika ada pihak luar yang berani melanggar mereka tak segan-segan untuk bertindak bahkan mengancam nyawa nya. Ada apa yang disembunyikan warga selama ratusan tahun tak ada yang tahu persis. Dan itu pulalah yang membuat perusahaan yang dipimpin oleh Om Doni menjadi penasaran. Karena ngototnya warga ingin mempertahankan keberadaan hutan itu, ia pihak perusahaan akhirnya nekad mengirimkan dua orang staffnya untuk meneliti kebenaran mitos yang dihembuskan warga, bahwa hutan itu mengandung kutukan yang sangat mematikan. "Aku tugaskan kalian untuk membuktikan ketidakbenaran akan mitos yang dihembuskan warga itu!" kata Om Doni kepada staffnya, Hendra dan Lusia. Dengan setengah terpaksa akhirnya keduanya memasuki area hutan itu, dengan harapan bisa membuktikan ketidakbenaran kutukannya. Tapi sesuatu yang mengerikan justru menunggu mereka di sana. Sesuatu yang selama ratusan tahun menunggu untuk dibangkitkan...! Dan sesuatu itu terus mengejar siapapun di sekitarnya dengan teror dan kutukan yang mengerikan...!

naramentaya20 · Horreur
Pas assez d’évaluations
115 Chs

Bencana Pada Diri Kakek Abdullah dan Serbuan Kembali Mayat Hidup

"Aku sebentar lagi akan mati. Tak ada gunanya lagi kalian menengokku di sini..." kakek Abdullah tiba-tiba mendesah putus asa.

Lusia menggeleng kepala. "Tidak! Kakek akan baik-baik saja. Kami akan memindahkan kakek ke tempat yang lebih layak. Kakek tidak pantas berada di sini..."

"Kau dianggap berjasa, karena telah menemukan tempat penyembunyian jasadnya yang tersimpan tiga ratus tahun yang lalu, tapi bersamaan dengan itu musuh besarnya juga ingin merekrutmu untuk bersama-sama menghadapinya..." suara kakek Abdullah sejenak tertahan. Ia memejamkan matanya, seakan-akan menahan rasa sakit. "Kalian pergilah! Aku tidak mau terjadi apa-apa dengan kalian jika terus berada di dekatku...!" kakek Abdullah menyepak kaki Lusia menyuruhnya segera beranjak dari tempat itu.

"Kek...!" Lusia membelalak. "Kami justru ingin menyelamatkanmu!"

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com