"Aku sebentar lagi akan mati. Tak ada gunanya lagi kalian menengokku di sini..." kakek Abdullah tiba-tiba mendesah putus asa.
Lusia menggeleng kepala. "Tidak! Kakek akan baik-baik saja. Kami akan memindahkan kakek ke tempat yang lebih layak. Kakek tidak pantas berada di sini..."
"Kau dianggap berjasa, karena telah menemukan tempat penyembunyian jasadnya yang tersimpan tiga ratus tahun yang lalu, tapi bersamaan dengan itu musuh besarnya juga ingin merekrutmu untuk bersama-sama menghadapinya..." suara kakek Abdullah sejenak tertahan. Ia memejamkan matanya, seakan-akan menahan rasa sakit. "Kalian pergilah! Aku tidak mau terjadi apa-apa dengan kalian jika terus berada di dekatku...!" kakek Abdullah menyepak kaki Lusia menyuruhnya segera beranjak dari tempat itu.
"Kek...!" Lusia membelalak. "Kami justru ingin menyelamatkanmu!"
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com