Kamar itu tampak berasap, dan hawa panas menguap keluar.
Sunyi sepi.
Lusia tertatih bangun. Tubuhnya terasa panas dingin. Ia menggigil merasakan hawa aneh yang merayapi tubuhnya.
Kemana makhluk itu? Lusia memandang ke kamar kebingungan. Dinding kamar itu kendati jebol tanpa ia tahu sebabnya apa, namun ia tak bisa melihat ke dalamnya karena tertutup oleh reruntuhan tembok. Pecahan batu bata bercampur pasir dan semen tampak.berserakan di sekitar lantai. Lusia menarik nafas panjang, berusaha mengusir ketegangan yang sempat melanda.
Pandangan yang terhalang membuat ia penasaran. Kendati dengan langkah pincang karena kakinya terkilir, ia memaksakan diri juga untuk berjalan menuju kamar.
Langkah kakinya terseret-seret. Oh, astaga! Kakinya juga berlumuran darah! Ternyata kaki kanannya itu tak hanya terkilir, tapi juga terluka. Gadis itu meringis seraya terus memaksakan langkah kakinya juga menuju kamar.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com