Menit demi menit berlalu, Lusia masih mendengar suara obrolan santai orang-orang di luar sana yang siap melaksanakan ritual yang menumbalkan dirinya.
Lusia merasakan jantungnya terus-terusan berdetak kencang. Ada rasa penyesalan kenapa ia cepat-cepat pulang dari Bali. Namun pengalaman terjebak di hutan terkutuk telah mengajarkan kepada dirinya untuk tidak memelihara kepanikan berlebih dalam situasi apapun.
Beberapa di antara orang-orang itu terdengar berselisih paham, entah apa yang mereka perdebatkan, Lusia tak begitu jelas mendengar pembicaraan mereka.
Matanya melirik lagi ke arah peti kaca di sampingnya. Saat pandangannya tertumbuk pada pecahan kaca di bagian permukaan peti kaca, bibirnya menyunggingkan senyum. Ia melihat ada peluang untuk melepaskan ikatan tangannya kendati tak menjamin apakah ia bisa lolos dari penyekapan itu atau tidak.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com