webnovel

HUTAN TERKUTUK

"Jangan coba-coba merambah hutan yang kami lindungi!" demikian selalu ucapan warga jika ada pihak perusahaan perkebunan berniat ingin memperluas lahannya ke area hutan itu. Hutan itu memang selalu dijaga warga, bukan hanya puluhan tahun, bahkan ratusan tahun tak ada yang boleh berani menginjakkan kaki di sana. Warga selalu menutup dan menjaganya, bahkan jika ada pihak luar yang berani melanggar mereka tak segan-segan untuk bertindak bahkan mengancam nyawa nya. Ada apa yang disembunyikan warga selama ratusan tahun tak ada yang tahu persis. Dan itu pulalah yang membuat perusahaan yang dipimpin oleh Om Doni menjadi penasaran. Karena ngototnya warga ingin mempertahankan keberadaan hutan itu, ia pihak perusahaan akhirnya nekad mengirimkan dua orang staffnya untuk meneliti kebenaran mitos yang dihembuskan warga, bahwa hutan itu mengandung kutukan yang sangat mematikan. "Aku tugaskan kalian untuk membuktikan ketidakbenaran akan mitos yang dihembuskan warga itu!" kata Om Doni kepada staffnya, Hendra dan Lusia. Dengan setengah terpaksa akhirnya keduanya memasuki area hutan itu, dengan harapan bisa membuktikan ketidakbenaran kutukannya. Tapi sesuatu yang mengerikan justru menunggu mereka di sana. Sesuatu yang selama ratusan tahun menunggu untuk dibangkitkan...! Dan sesuatu itu terus mengejar siapapun di sekitarnya dengan teror dan kutukan yang mengerikan...!

naramentaya20 · Horreur
Pas assez d’évaluations
115 Chs

63. Dijadikan Tumbal?

Lusia menjerit-jerit dan meronta di dalam truk yang membawanya. Mulutnya terikat dengan selembar kain lusuh sedang kaki dan tangannya terikat kencang.

Gerakan memberontaknya membuat sang sopir truk yang berwajah galak merasa terganggu.

"Diam kau!" bentaknya. Ia memukul kepala gadis itu dengan bogemnya. Buk! Membuat gadis itu terbelalak dan semakin meronta-ronta. "Heh! Diamm! Kalau bukan karena buat dijadikan tumbal, mungkin kau sudah kubunuh sejak tadi! Berisik!" makinya.

"Bang, sebelum dikorbankan, bisa enggak kita cicipi dulu. Sayang sekali, Bang! Dia sangat cantik. Masak disembelih begitu saja?" teman yang satunya yang berada di sampingnya menyahut.

"Oh, gak bisa! Yang dijadikan tumbal itu harus masih perawan! Tapi dia ini masih perawan gak ya? Hei! Kamu masih perawan enggak...?" Sang sopir bertanya sambil mengayunkan lagi bogemnya ke kepala Lusia. Gadis itu melotot dan dari hidungnya mulai mengucurkan darah.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com