"Terima kasih atas kuliah anda Pak Dokter! Sayangnya saya bukan mahasiswa anda! Saya sudah lulus sarjana dua puluh lima tahun yang lalu. Ha ha ha..."
"Perbedaan pendapat itu hal yang wajar," kata sang dokter sambil nyengir. "Jadi ceritanya saya bertahan di sini dulu sampai pekerjaan ini selesai...?"
Om Doni mengacungkan jempolnya.
"Tidurlah! Besok kita lanjutkan. Kurasa dengan uang dua ratus juta lebih anda tidak harus memikirkan pekerjaan anda dulu selama satu minggu bukan?"
***
Lusia merasakan hidungnya mengeluarkan darah. Saat itu pesawat yang membawanya telah sampai di bandara Ngurah Rai, Denpasar. Ia cepat-cepat menghapus darahnya yang mengucur dengan selembar kertas tisu, dan mengamati wajahnya di cermin dengan perasaan khawatir.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com