webnovel

HUTAN TERKUTUK

"Jangan coba-coba merambah hutan yang kami lindungi!" demikian selalu ucapan warga jika ada pihak perusahaan perkebunan berniat ingin memperluas lahannya ke area hutan itu. Hutan itu memang selalu dijaga warga, bukan hanya puluhan tahun, bahkan ratusan tahun tak ada yang boleh berani menginjakkan kaki di sana. Warga selalu menutup dan menjaganya, bahkan jika ada pihak luar yang berani melanggar mereka tak segan-segan untuk bertindak bahkan mengancam nyawa nya. Ada apa yang disembunyikan warga selama ratusan tahun tak ada yang tahu persis. Dan itu pulalah yang membuat perusahaan yang dipimpin oleh Om Doni menjadi penasaran. Karena ngototnya warga ingin mempertahankan keberadaan hutan itu, ia pihak perusahaan akhirnya nekad mengirimkan dua orang staffnya untuk meneliti kebenaran mitos yang dihembuskan warga, bahwa hutan itu mengandung kutukan yang sangat mematikan. "Aku tugaskan kalian untuk membuktikan ketidakbenaran akan mitos yang dihembuskan warga itu!" kata Om Doni kepada staffnya, Hendra dan Lusia. Dengan setengah terpaksa akhirnya keduanya memasuki area hutan itu, dengan harapan bisa membuktikan ketidakbenaran kutukannya. Tapi sesuatu yang mengerikan justru menunggu mereka di sana. Sesuatu yang selama ratusan tahun menunggu untuk dibangkitkan...! Dan sesuatu itu terus mengejar siapapun di sekitarnya dengan teror dan kutukan yang mengerikan...!

naramentaya20 · Horreur
Pas assez d’évaluations
115 Chs

52. Telepon Misterius dari Nomor Hendra

Dengan tergesa-gesa Lusia memasukkan pakaiannya ke dalam ransel, termasuk tas kecilnya yang berisikan uang tiga jutaan.

Rina hanya diam melihat Lusia yang tampak begitu kesal.

Seruni juga menyusul ke kamar tapi ia tak berani berkata-kata.

"Kamu mau pergi ke mana, Lus? Kalau kau tak mau menyebutkan tempatnya, paling tidak ponselmu harus tetap diaktifkan. Mungkin aku juga bisa menyusul kamu, atau paling tidak kami bisa menghubungimu," pinta Rina. "Tapi minggatnya jangan lama-lama ya. Maksimal empat hari aja. Kalau kelamaan Om Doni bisa kangen lho...!"

Lusia hanya melengos. Ia bergegas keluar kamar, lalu menerobos pintu samping dan mengenakan sepatu kets nya.

Suara sepatunya terdengar berkeletokan saat berjalan cepat di halaman samping. Ia juga tampak mengendap-endap saat berjalan di halaman depan menuju ke luar pagar agar Om Doni tidak melihat kepergiannya.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com