webnovel

HUTAN TERKUTUK

"Jangan coba-coba merambah hutan yang kami lindungi!" demikian selalu ucapan warga jika ada pihak perusahaan perkebunan berniat ingin memperluas lahannya ke area hutan itu. Hutan itu memang selalu dijaga warga, bukan hanya puluhan tahun, bahkan ratusan tahun tak ada yang boleh berani menginjakkan kaki di sana. Warga selalu menutup dan menjaganya, bahkan jika ada pihak luar yang berani melanggar mereka tak segan-segan untuk bertindak bahkan mengancam nyawa nya. Ada apa yang disembunyikan warga selama ratusan tahun tak ada yang tahu persis. Dan itu pulalah yang membuat perusahaan yang dipimpin oleh Om Doni menjadi penasaran. Karena ngototnya warga ingin mempertahankan keberadaan hutan itu, ia pihak perusahaan akhirnya nekad mengirimkan dua orang staffnya untuk meneliti kebenaran mitos yang dihembuskan warga, bahwa hutan itu mengandung kutukan yang sangat mematikan. "Aku tugaskan kalian untuk membuktikan ketidakbenaran akan mitos yang dihembuskan warga itu!" kata Om Doni kepada staffnya, Hendra dan Lusia. Dengan setengah terpaksa akhirnya keduanya memasuki area hutan itu, dengan harapan bisa membuktikan ketidakbenaran kutukannya. Tapi sesuatu yang mengerikan justru menunggu mereka di sana. Sesuatu yang selama ratusan tahun menunggu untuk dibangkitkan...! Dan sesuatu itu terus mengejar siapapun di sekitarnya dengan teror dan kutukan yang mengerikan...!

naramentaya20 · Horreur
Pas assez d’évaluations
115 Chs

48. Penjaga Gudang Yang Mabok Janda!

Ia menghela nafas lega, lalu duduk kembali di kursinya seraya mengamati ponselnya dengan penuh kegembiraan.

"Paling-paling cuma ulah tikus yang sedang dimabuk asmara..." gumamnya, sembari jari-jarinya dengan lincah mengetik balasan chat WhatsApp dari si perempuan cantik yang baru dikenalnya seminggu yang lalu. Ia tidak mau peduli lagi dengan keadaan di sekitarnya karena begitu terbius dengan chat-chat menggoda dari perempuan seksi gebetannya di medsos : "Hai sayank.. Ketemuan yuk malam Minggu nanti! Di rumah gak ada siapa-siapa bang. Anak juga dititipin sama neneknya di kampung. Aku udah minum jamu lho!"

Ia cengar-cengir sembari membalas chat itu. Terkadang ia menelan air liur sendiri sembari membayangkan hal-hal yang vulgar yang ia dapatkan jika berhasil ketemuan dengan gebetannya itu.

"Duh, semoga malam Minggu nanti gak ada acara ngepam segala... dan semoga juga isteri juga belum pulang dari kampung..." desisnya sendirian.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com