webnovel

HUTAN TERKUTUK

"Jangan coba-coba merambah hutan yang kami lindungi!" demikian selalu ucapan warga jika ada pihak perusahaan perkebunan berniat ingin memperluas lahannya ke area hutan itu. Hutan itu memang selalu dijaga warga, bukan hanya puluhan tahun, bahkan ratusan tahun tak ada yang boleh berani menginjakkan kaki di sana. Warga selalu menutup dan menjaganya, bahkan jika ada pihak luar yang berani melanggar mereka tak segan-segan untuk bertindak bahkan mengancam nyawa nya. Ada apa yang disembunyikan warga selama ratusan tahun tak ada yang tahu persis. Dan itu pulalah yang membuat perusahaan yang dipimpin oleh Om Doni menjadi penasaran. Karena ngototnya warga ingin mempertahankan keberadaan hutan itu, ia pihak perusahaan akhirnya nekad mengirimkan dua orang staffnya untuk meneliti kebenaran mitos yang dihembuskan warga, bahwa hutan itu mengandung kutukan yang sangat mematikan. "Aku tugaskan kalian untuk membuktikan ketidakbenaran akan mitos yang dihembuskan warga itu!" kata Om Doni kepada staffnya, Hendra dan Lusia. Dengan setengah terpaksa akhirnya keduanya memasuki area hutan itu, dengan harapan bisa membuktikan ketidakbenaran kutukannya. Tapi sesuatu yang mengerikan justru menunggu mereka di sana. Sesuatu yang selama ratusan tahun menunggu untuk dibangkitkan...! Dan sesuatu itu terus mengejar siapapun di sekitarnya dengan teror dan kutukan yang mengerikan...!

naramentaya20 · Horreur
Pas assez d’évaluations
115 Chs

47. Sikap Genit Om Doni

Dan Lusia terbelalak saat mendengar kata 'outopsi' tapi ia memilih untuk lebih menahan diri agar tidak mengeluarkan kata-kata sinis lagi.

Mobil meluncur meninggalkan lokasi gudang, dan Om Doni memang menepati janjinya untuk membawa mereka makan siang.

Seruni tampak tertidur di kursi belakang. Gadis kampung berwajah cantik mirip bintang film India itu memang mudah mengantuk jika menumpang di mobil.

Om Doni tersenyum. Ia menatap 'bintang India' itu dari kaca spion.

"Mau kau ajak tinggal di rumah juga temanmu itu, Lusia?" untuk kali pertama Om Doni menanyakan perihal Seruni.

"Aku akan menampungnya di kos-kosan dengan biaya ku sendiri sementara waktu," jawab Lusia. Dan Lusia sudah bisa menebak apa jawaban Om Doni.

"Biarkan saja dia tinggal di rumah! Masih banyak kamar yang kosong, kok!" sahut Om Doni cepat. "Untuk apa buang-buang uangmu segala! Kebetulan Om juga punya rencana, rumahku ingin kujadikan peternakan wanita, ha ha ha...!"

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com