webnovel

HUTAN TERKUTUK

"Jangan coba-coba merambah hutan yang kami lindungi!" demikian selalu ucapan warga jika ada pihak perusahaan perkebunan berniat ingin memperluas lahannya ke area hutan itu. Hutan itu memang selalu dijaga warga, bukan hanya puluhan tahun, bahkan ratusan tahun tak ada yang boleh berani menginjakkan kaki di sana. Warga selalu menutup dan menjaganya, bahkan jika ada pihak luar yang berani melanggar mereka tak segan-segan untuk bertindak bahkan mengancam nyawa nya. Ada apa yang disembunyikan warga selama ratusan tahun tak ada yang tahu persis. Dan itu pulalah yang membuat perusahaan yang dipimpin oleh Om Doni menjadi penasaran. Karena ngototnya warga ingin mempertahankan keberadaan hutan itu, ia pihak perusahaan akhirnya nekad mengirimkan dua orang staffnya untuk meneliti kebenaran mitos yang dihembuskan warga, bahwa hutan itu mengandung kutukan yang sangat mematikan. "Aku tugaskan kalian untuk membuktikan ketidakbenaran akan mitos yang dihembuskan warga itu!" kata Om Doni kepada staffnya, Hendra dan Lusia. Dengan setengah terpaksa akhirnya keduanya memasuki area hutan itu, dengan harapan bisa membuktikan ketidakbenaran kutukannya. Tapi sesuatu yang mengerikan justru menunggu mereka di sana. Sesuatu yang selama ratusan tahun menunggu untuk dibangkitkan...! Dan sesuatu itu terus mengejar siapapun di sekitarnya dengan teror dan kutukan yang mengerikan...!

naramentaya20 · Horreur
Pas assez d’évaluations
115 Chs

46. Rencana Outopsi

"Aku akan usahakan agar kau tinggal saja di rumah Om Doni, gak pantas seorang perempuan tinggal di sini sendirian. Ada-ada saja Om Doni!" kata Lusia sambil menarik Seruni menuju ke kamar gadis kampung itu. "Sekarang kemasi saja barang-barangmu. Sebentar lagi Om Doni akan datang menjemput. Biar aku yang bicara padanya."

"Emang dia mau menampung aku yang anak kampung begini? Enggak, Kak. Aku gak enak!" Seruni memprotes.

"Eit! Dia yang punya ulah, dia juga yang harus bertanggung jawab! Semua gara-gara dia sampai jadi kacau begini! Kenapa harus mengurung-ngurung orang segala!" Lusia mengeras. Seruni terdiam.

"Tapi aku betah aja di sini, kak. Lagipula siapa yang mengurus kakek Abdullah kalau aku pergi?"

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com