webnovel

HUTAN TERKUTUK

"Jangan coba-coba merambah hutan yang kami lindungi!" demikian selalu ucapan warga jika ada pihak perusahaan perkebunan berniat ingin memperluas lahannya ke area hutan itu. Hutan itu memang selalu dijaga warga, bukan hanya puluhan tahun, bahkan ratusan tahun tak ada yang boleh berani menginjakkan kaki di sana. Warga selalu menutup dan menjaganya, bahkan jika ada pihak luar yang berani melanggar mereka tak segan-segan untuk bertindak bahkan mengancam nyawa nya. Ada apa yang disembunyikan warga selama ratusan tahun tak ada yang tahu persis. Dan itu pulalah yang membuat perusahaan yang dipimpin oleh Om Doni menjadi penasaran. Karena ngototnya warga ingin mempertahankan keberadaan hutan itu, ia pihak perusahaan akhirnya nekad mengirimkan dua orang staffnya untuk meneliti kebenaran mitos yang dihembuskan warga, bahwa hutan itu mengandung kutukan yang sangat mematikan. "Aku tugaskan kalian untuk membuktikan ketidakbenaran akan mitos yang dihembuskan warga itu!" kata Om Doni kepada staffnya, Hendra dan Lusia. Dengan setengah terpaksa akhirnya keduanya memasuki area hutan itu, dengan harapan bisa membuktikan ketidakbenaran kutukannya. Tapi sesuatu yang mengerikan justru menunggu mereka di sana. Sesuatu yang selama ratusan tahun menunggu untuk dibangkitkan...! Dan sesuatu itu terus mengejar siapapun di sekitarnya dengan teror dan kutukan yang mengerikan...!

naramentaya20 · Horreur
Pas assez d’évaluations
115 Chs

44. Firasat Aneh Dari Kakek Abdullah!

"Jadi gak, ke tempat temanmu tadi? Atau kamu istirahat saja?" tanya Om Doni. Lusia tak menyahut. Mobil segera berbelok ke sebuah jalan, menuju ke arah sebuah mess tempat menampung tamu-tamu perusahaan dari luar, atau para karyawan perusahaan yang sedang berurusan di kota itu.

Mobil itu berhenti di depan sebuah bangunan megah berlantai dua berpagar tinggi. "Kamu kuberi waktu dua jam untuk bertemu mereka. Sesudah itu kamu akan kujemput lagi," kata pengusaha itu dengan wajah datar.

"Aku bisa pulang sendiri, Om..." kata Lusia.

"Gak. Aku gak percaya! Jangan-jangan kamu malah bermaksud lari ke luar kota. Biar aja aku yang jemput. Kalian semua dalam pengawasanku. Aku takut terjadi apa-apa pada kalian!" kata Om Doni lagi.

Rina dan Lusia saling berpandangan.

"Oke. Kalau begitu jemput aja aku nanti," kata Lusia sambil mendekati pagar. Seorang satpam segera membuka pintu pagar dan mempersilakan Lusia masuk.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com