webnovel

HUTAN TERKUTUK

"Jangan coba-coba merambah hutan yang kami lindungi!" demikian selalu ucapan warga jika ada pihak perusahaan perkebunan berniat ingin memperluas lahannya ke area hutan itu. Hutan itu memang selalu dijaga warga, bukan hanya puluhan tahun, bahkan ratusan tahun tak ada yang boleh berani menginjakkan kaki di sana. Warga selalu menutup dan menjaganya, bahkan jika ada pihak luar yang berani melanggar mereka tak segan-segan untuk bertindak bahkan mengancam nyawa nya. Ada apa yang disembunyikan warga selama ratusan tahun tak ada yang tahu persis. Dan itu pulalah yang membuat perusahaan yang dipimpin oleh Om Doni menjadi penasaran. Karena ngototnya warga ingin mempertahankan keberadaan hutan itu, ia pihak perusahaan akhirnya nekad mengirimkan dua orang staffnya untuk meneliti kebenaran mitos yang dihembuskan warga, bahwa hutan itu mengandung kutukan yang sangat mematikan. "Aku tugaskan kalian untuk membuktikan ketidakbenaran akan mitos yang dihembuskan warga itu!" kata Om Doni kepada staffnya, Hendra dan Lusia. Dengan setengah terpaksa akhirnya keduanya memasuki area hutan itu, dengan harapan bisa membuktikan ketidakbenaran kutukannya. Tapi sesuatu yang mengerikan justru menunggu mereka di sana. Sesuatu yang selama ratusan tahun menunggu untuk dibangkitkan...! Dan sesuatu itu terus mengejar siapapun di sekitarnya dengan teror dan kutukan yang mengerikan...!

naramentaya20 · Horreur
Pas assez d’évaluations
115 Chs

40. Perlawanan Lusia

Makhluk-makhluk menyeramkan itu menyerbu masuk ke dalam rumah, sementara pacet-pacet yang menerobos melalui jendela kini sudah merayapi dinding kamar. Ternyata mereka tidak hanya menyerbu Lusia, tapi juga merangsek ke arah si kakek dan Seruni yang memepeti dinding karena ketakutan.

"Mereka tidak bersalah! Akulah yang bersalah! Jangan ganggu mereka.. aaaahhhh...!" Ia menjerit-jerit histeris sambil berusaha merangkul Seruni yang menangis ketakutan karena pacet-pacet itu ada yang merayapi tubuhnya.

Lusia sangat panik. Ia menendang kesana kemari dengan kalap makhluk menjijikkan dan licin berlendir itu. Kendati satu dua makhluk terlempar ke lantai karena tendangannya, namun yang lainnya makin banyak merayap di tubuhnya dan tubuh Seruni.

Kakek Abdullah tampak kalanglabut meniupi makhluk-makhluk itu dengan manteranya. Tapi ketika satu dua makhluk pacet lenyap dari pandangan, yang lainnya masuk malah semakin banyak.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com