webnovel

Hembusan Bunga Sakura

Diki bukanlah orang kaya ataupun orang yang selalu beruntung dalam hidupnya, meskipun mendapatkan beasiswa untuk kuliah dijepang dia masih harus bekerja part time untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Diki yang sedikit ansos membuatnya hanya memiliki satu teman saja, meskipun masih ada beberapa orang yang mengingkan untuk menjadi temannya juga.

ArkianA · Urbain
Pas assez d’évaluations
2 Chs

Rasa yang sama.

"Dik udah siap?"

"udah pa, ayo berangkat"

Matahari yang bersinar terang membuat semua orang saat itu bahagia tak terkecuali dengan keluarga Diki. Hari ini tanggal 26 april SMA bakti ibu mengadakan lepas pisah angkatan 44, Diki yang baru saja tiba segera menuju ruangan yang telah disiapkan oleh panita lepas pisah, tak lupa juga dia berpamitan dengan kedua orangtuanya dan mendoakan semoga hari ini lancar tanpa ada hambatan sama sekali.

"oy dik wangi aja lu gak kayak biasanya?" panggil Joni

"hari ini semua orang ingin yang terbaik dari anaknya, jadi aku juga harus menampilkan yang terbaik meskipun hanya naik mengambil ijazah aja" sahut Diki dengan sedikit tersenyum

Joni adalah teman masa kecil Diki mulai dari SD sampai SMA mereka selalu bersama, disaat mereka sedang asik mengobrol Diki sedikit teralihkan oleh Liana yang lalu lalang didepan mereka, Diki berniat menghampirinya tapi dia terhenti setelah melihat Bayu menghampiri Liana.

"kenapa gak lu hampiri Liana?"ucap Joni sembari meminum es jeruk kesukaanya

"ada bayu, biar sudah dia masa laluku untuk apa aku berurusan dengannya lagi" jawab Diki dengan sedikit wajah yang nampak suram

"sabar aje, lu putus dari die juga karna lu difitnah kan? udeh udeh sabar"

Diki hanya bisa menghela nafas, Joni yang melihat Diki sedikit badmood mengajaknya untuk keruangan lepas pisah sembari menunggu acara dimulai.

"wahhhhh gede sekaleeee ruangannya!!! sekolah ngeluarin berapa coba buat nyewa ruangan ini"? Joni yang sedang mengagumi membuat Diki tertawa dan mengejeknya aneh. Pada dasarnya Joni adalah orang dari anak terpandang yang memiliki usaha terbesar nomer 10 di indonesia sehingga dia adalah anak orang terkaya dari SMA itu.

"woy udah ayo kita duduk, udah diurutin menurut Nomer Siswa" Diki segera menuju tempat duduk yang sudah disiapkan karna lelah harus berjalan kesana kemari mengikuti Joni yang terpukau.

"tunggu bukannya nomer siswa setelah kamu itu Liana" ucap Joni yang tiba-tiba teringat

"Maaf tempatku disitu boleh saya lewat.... Dik?"

Diki hanya bisa mengiyakan Liana dan membiarkna dia duduk disampingnya, Diki yang canggung hanya bisa menghadap ke depan saja. " lu gak pape duduk disamping die? kalau lu mau tuker aje sama ane!" Diki hanya bisa menggelengkan kepala menjawab tawaran Joni.

"Dia gugup" gumam Joni

Setelah menunggu 20 menit akhirnya acara lepas pisah dimulai, Joni yang sudah siap tampil segera maju ke panggung untuk menyanyikan lagu untuk terakhir kalinya di depan teman sekolahnya. lagu yang dibawakan adalah lagu kesukaannya Blackout-selalu ada.

Dia kini telah pergi.... jauh.

Terbang... pergi tinggalkan ku disini....

Tuhan engkau tahu aku mencintainya....

Dan tak ada yang bisa mengganti dirinya....

Tuhan hanya dia yang selalu ada.....

Dalam anganku..... dalam benakku...

semua orang terharu mendengar lagu yang dinyanyikan oleh Joni, tak terkecuali Diki karna lagu ini adalah lagu yang selalu dinyanyikan oleh Liana dan Diki ketika sedang latihan musik. "lagu ini kupersembahkan kepada temanku Diki sahabatku, terima kasih" semua orang memberikan tepuk tangan yang meriah, tapi Diki hanya menatap kesal ke Joni dengan mengacungkan jarinya ke Joni

"jadi ingat masa lalu ya Dik kalau denger lagu itu" ucap Liana yang membuat Diki seketika menoleh ke Liana

"i-iya"jawab Diki yang sedikit canggung

setelah acara pembagian ijazah selesai acara selanjutnya adalah pembagian beasiswa untuk kuliah di Universitas Tokyou, Diki adalah salah satu penerima beasiswa tersebut.

"Dik gue enakan kuliah atau kerja ya?"

"terserah lu, gue bukan penentu nasib lu Jon"

setelah acara selesai seperti biasa semua siswa mengambil foto untuk terakhir kalinya. semua menangis, tertawa, terharu, dan mengingat masa lalu. Diki yang melihat itu semua hanya tersenyum dan berfikir [apakah kehidupanku di perkuliahanan nanti seperti ini juga?] setelah Diki mengambil foto dengan keluarganya, Joni menariknya untuk berfoto bersama tak lupa juga teman-teman yang lain.

"na liana sini lu gak foto sama Diki nih? dia mau balik nih!!!" teriak Joni yang membuat Liana datang menghampirinya

"oy lu ngapain manggil Liana gu-" balas Diki yang sedikit terkejut

"udah gue yang fotoin! ok!"

Diki hanya bisa tersenyum dengan terpaksa ketika berfoto dengan Liana, meskipun Diki bersyukur dia bisa berfoto dengan Liana tapi dia harus sadar kalau Liana bukan lagi miliknya, "Nih kenang-kenangan dariku jangan lupakan aku ketika kamu nanti kuliah di jepang" ucap senyum liana yang membuat Diki sedikit terharu mendengarnya.

Meskipun Diki mengira hari itu adalah hari dia terakhir bertemu dengan Liana tapi Joni percaya manusia selalu memiliki kesempatan kedua, Diki hanya bisa meliihat Liana pergi menghampiri kedua orang tuanya.

"kalau masih sayang kejar bukannya di biarin gitu aja burung aja bakal pergi kalau ndak dirawat." ejek Joni dengan tawa sinisnya

"diam kau dan juga aku bukan burung."

Apa yang paling tidak bisa dilupakan, kadang merupakan hal yang tidak bisa dimiliki.

ArkianAcreators' thoughts