Author POV
"Bagaimana rasa supnya, Shena? Apakah ada yang kurang?" tanya The Godfather, karena dia melihat wanita itu hanya makan sedikit demi sedikit.
Mereka masih makan dan Keith yang tidak makan sekarang memperhatikan belahan jiwanya yang makan sangat sedikit.
"Rasanya enak, tapi memang terasa ada yang kurang. Mungkin karena sedikit berbeda, jadi kurang cocok di lidah," jawab Shena yang kentara tidak mau menjelekkan masakan hotel.
"Tidak enak? Apa yang kurang? Biar nanti ku beritahu Chef-nya!" sahut X, yang melihat calon adik iparnya tampak tak bersemangat untuk makan.
"Tidak apa. Maksudnya tadi adalah saya sedang hamil, mungkin karena kehamilan ini membuat rasa sup jadi berbeda, sebelum mengandung tidak ada masalah sama sekali," ujar Shena yang tidak mau bila Chef yang memasak terkena masalah.
The Godfather mengetahui bahwa calon menantunya tidak mau mempersulit Chef di hotel sehingga dia tak bertanya lebih lanjut.
"Keith, sebelum Shena mengandung apakah dia sulit makan?" tanya The Godfather kepada Keith.
"Tidak, The Godfather. Shena jarang makan sedikit dan dia juga tak alergi sup Asparagus. Hanya saja, semenjak dia hamil, selera makannya ikut berubah," jawab Keith yang sekarang tangan kirinya mengusap-usap perut sang kekasih hati.
"Begitu? Biasanya dia makan apa? Biar dia dipesankan itu saja dan kau harus ikut makan!" perintah The Godfather karena dia tak ingin keduanya sakit.
"Sayang, kamu mau tambah? Kalau mau aku ikut makan bersamamu," tawar Keith yang melihat wajah Shena tak bergairah untuk menghabiskan supnya.
"Aku ingin makan daging, mau makan daging Steak yang dari restoran di bawah," jawab Shena lembut.
"Oh, daging Steak yang Medium well dengan Mashed potato on the side?" ulang Keith yang sudah paham apa yang diinginkan oleh wanitanya.
"Ya, aku mau makan itu. Kamu juga harus ikut makan, ya," ucap Shena yang tak mau makan sendirian.
"Ya, aku akan memesan juga. X ,apakah restoran di bawah sudah tutup?" tanya Keith kepada X.
"Tutup atau tidak tutup, tidak ada bedanya bagiku. Kalau Shena ingin makan makan, maka dia akan mendapatkannya. Kau dan Shena adalah keluarga, jadi kami mendukungmu!" jawab X yang segera menghentikan makannya.
X minum air mineral yang ia pesan lalu mencari ponsel di jasnya. Begitu tangannya merabai telepon genggam, dia langsung meraih dan mengeluarkannya.
Dia mencari nama Rick dan langsung menekan tombol panggilan.
X: "Halo, Rick."
Rick: "Halo, Tuan X."
X: "Rick, Restoran di lantai tiga masih buka?"
Rick: "Masih, Tuan. Ada yang bisa saya bantu untuk Anda?"
X: "Kami mau tambah makanan. Kau mau pesan apa Keith?"
X melihat ke arah Keith dan dia menjawab, "Aku mau pesan sama seperti Shena: Steak medium well with mashed potato on the side. Rick pasti mengerti karena kami biasa pesan itu!"
X: "Dengar itu, Rick? Tuan Keith mau pesan dua Steak yang biasanya. Steak medium well with mashed potato on the side!"
Rick: "Baik, Tuan X. Untuk minumnya apa mau ditambah?"
X: "Dad, mau pesan lagi untuk minum atau mau dessert?"
The Godfather menjawab, "Aku mau mineral water saja. Keith dan Shena mau tambah minum?"
"Aku sama seperti The Godfather. Sayang, mau minum?" tanya Keith yang melihat Shena memegang perutnya.
"Samakan saja dengan pesananmu, Hubby," jawab Shena sambil tersenyum.
X: "Oke, jadi tambahannya empat Mineral water, ya!"
Rick: "Baik, Tuan. Saya ulangi, untuk pesanannya dua Steak medium well with mashed potato on the side, dan minumnya empat Mineral water. Apa ada tambahan lain lagi?"
X: "Tidak ada, sudah cukup!"
Rick: "Baik, Tuan. Pesanan Anda akan siap dalam waktu dua puluh sampai tiga puluh menit."
X: "Ya, kami tunggu. Lebih cepat lebih baik."
Rick: "Kami mencoba yang terbaik. Terima kasih Tuan."
X: "Sama-sama."
X mematikan panggilan teleponnya. Dia merasa kurang puas, tapi memang harus sabar menunggu.
"Makanlah Spaghetti with Meatball itu, Shena. Kau suka masakan Italia?" tawar The Godfather, yang menyodorkan sepiring Spaghetti Meatball kepada Keith. Keith segera menerima dan menaruh di depannya.
"Bukankah itu milik The Godfather?" tanya Shena ragu-ragu.
"Tidak. Aku kelebihan pesan. Tadi makanan yang ku pesan sudah habis dimakan, kau lihat sendiri, kan? Jadi makanlah itu supaya kau tak lapar," jawab The Godfather.
"Baik terima kasih," ucap Shena dan Keith segera memindahkan mangkuk sup dengan piring berisi Spaghetti.
"Makanlah, Sayang. Hari ini kau makan sangat sedikit," ujar Keith yang tak tega melihat kondisi wanita yang ia cintai.
"Kau makan sedikit? Kenapa?" tanya The Godfather yang matanya tak lepas menatap Keith dan Shena.
"Dia bilang kalau perutnya terasa mual, padahal sudah lewat trimester pertama. Aku mengkhawatirkan keadaannya, karena dia sempat koma saat itu, tapi ketika tadi kami pergi untuk cek ke dokter, kandungan tetap sehat dan dia hanya diberi vitamin," jawab Keith.
"Kalau begitu, kau harus makan sekarang, Menantu. Kau tak boleh kelaparan dan setelah makan boleh minum vitamin yang diresepkan oleh dokter supaya kau dan janinmu sehat," saran The Godfather.
"Terima kasih The Godfather. Sayang, kamu bantu aku habiskan ini, ya," sahut Shena yang masih merasa tidak enak.
Keith yang melihat raut wajah sang kekasih menjadi paham lalu dia mengangguk. "Oke, aku makan bersamamu," ucapnya lembut.
Sebagai calon ayah siaga, Keith sedikit banyaknya memahami kondisi Shena sehingga dia tak mau Ibu dari anaknya itu merasa sungkan makan seorang diri.
X mengamati Keith dan pasangannya sedang makan bersama. Dia melihat sisi lain sang adik, yang tak pernah terlihat sebelumnya.
K begitu berbeda bila dengan S, tatapan matanya melembut, bahkan ku perhatikan dia tampak mengusap-usap perut dan makan bersama karena tak mau pasangan hidup makan sendirian. Terlihat jelas, ada cinta yang mendalam di antara mereka berdua yang ku pikir hanya ada di dalam negeri dongeng belaka, batin X.
"Ya, Luke?" tanya Keith ketika dia melihat asisten Kakaknya yang tiba-tiba muncul.
"Maaf Tuan mengganggu. Di depan ada Room service, mereka bilang ada pesanan dari Tuan-tuan dan Nona?" tanya Luke memastikan.
"Ya, betul. Itu pesanan kami. Suruh mereka masuk, Luke!" perintah X.
"Baik, Tuan X," ucap Luke patuh.
Luke pun keluar dari ruangan. The Godfather menatap Keith dan Shena yang masih asyik makan dan X yang terdiam ke arah lain seperti sedang merenung sehingga muncul ide untuk mengecek ponselnya yang dia taruh di dalam saku jasnya.
The Godfather merogoh saku itu, kemudian dia mengambil telepon genggam. Dia langsung menekan tampilan WhatsApp dan melihat pesan yang dikirim oleh Luke. Pria itu langsung tersenyum, saat melihat foto yang dikirimkan kepadanya.
Aku tahu siapa gadis ini, tak sangka kalau anakku malah jatuh cinta dengannya. Sepertinya tahun ini, diriku akan memiliki dua menantu perempuan sekaligus! Melihat K menikah dua hari lagi, bahkan X serius jatuh cinta, tanpa disangka malah bertanya tentang kriteria K dalam memilih pasangan hidup, membuatku semakin yakin bahwa X akan segera menyusul adiknya, pikir The Godfather bahagia.
The Godfather meletakkan ponsel kembali ke dalam saku jas dan tidak memperlihatkan emosi apapun pada raut wajahnya.
Luke kemudian masuk dengan dua orang Butler yang sama seperti di awal mereka memesan makanan dan mereka datang membawa dua buah troli.
"Permisi Tuan-tuan dan Nyonya, kami letakkan di mana pesanan Anda?" tanya seorang Butler senior.
"Di meja ini dan angkat saja piring-piring yang sudah kotor kecuali yang ini. Aku masih mau makan!" perintah X kepada dua Butler itu.
"Baik, Tuan X," sahut mereka berdua.
Kedua Butler itu bergerak ke arah meja dan tampaklah Keith dan Shena yang sudah selesai makan.
"Maaf Tuan K dan Nyonya, kami angkat dulu," ucap seorang Butler mengambil piring-piring kotor di dekatnya.
"Ya, silakan," sahut Shena yang mengizinkan mereka bekerja.
X tetap diam, namun Keith merasa ada yang aneh pada sang kakak angkat yang tampak tak seperti biasanya.
Tatapan mata X tak lepas dari kedua Butler yang sedang clear up piring-piring, cuttleries dan gelas-gelas kotor dan kini mereka sedang Set up table sehingga makanan yang baru datang bisa disajikan di sana.
"Kami sudah selesai, Tuan X. Apakah ada hal lain yang ingin dipesan?" tanya Butler senior yang berdiri tak jauh dari X ketika semuanya telah selesai.
"Tidak ada. Ini untuk kalian!" ucap X yang tengah menarik empat lembar $100 dan menyodorkannya kepada Butler senior.
"Terima kasih, Tuan," sahut Butler senior dan dia menerima uang tips yang diberikan oleh X.
"Apabila Tuan-tuan dan Nyonya membutuhkan sesuatu, kami siap melayani Anda," jawab sang Butler senior.
"Ya," sahut X datar dan wajahnya tidak menunjukkan ekspresi.
"Kami permisi dulu." pamit mereka berdua.
Luke dan kedua Butler pun ke luar ruangan. X terlihat tak bersemangat dan K mengetahuinya tapi tak mengatakan apa-apa.
"Kami makan dulu, X dan The Godfather," ucap Shena yang disambut oleh anggukan dari keduanya.
The Godfather yang melihat wajah murung Anaknya menjadi tak tahan dan dia memiliki sebuah ide untuk memancing reaksi X.
"X, kau mau mencari istri?" The Godfather tanpa diduga bertanya.
Keith dan Shena serempak berhenti makan dan menoleh ke X, sedangkan orang yang disebutkan namanya langsung menoleh ke The Godfather.
"Apa? What did you mean, Dad?" tanya X yang tak habis pikir dengan ucapan spontan ayahnya.
"Nothing, I just asked," jawab The Godfather santai.
"Kalau kau mau, cari yang mirip sifatnya dengan calon adik iparmu! Shena, kau punya sepupu yang masih single, usia sekitar dua puluh tiga sampai dua puluh tujuh tahun, mungkin sudah lulus kuliah atau dia ada rencana melanjutkan pendidikan di jenjang Master di Amsterdam atau Paris melalui jalur beasiswa?" tanya The Godfather tanpa merasa bersalah.
Semua yang disebutkan oleh The Godfather adalah ciri-ciri si gadis misterius namun X belum menyadarinya.
"Ada, dia sudah ku undang untuk menjadi Brides Maid-ku. Dia sudah sampai hari ini dan menginap di rumah Papa. Nanti ku kenalkan pada X," jawab Shena yang mulai memahami maksud dan tujuan The Godfather.
"Ah, bagus. Untuk sifatnya apakah mirip dirimu?" pancing The Godfather.
"Sifat? Hampir mirip, tapi dia lebih keras kepala dan memiliki banyak pacar, susah menaklukan hatinya!" Shena ikut memanas-manasi suasana.
Keith berbisik di telinga wanitanya, "Ada apa sebenarnya?"
"The Godfather sepertinya ingin X segera menikah dan meminta dicarikan calon dari keluargaku!" jawabnya lirih.
"Oh, I see," ucap Keith.
X menatap curiga Ayahnya dan yang ditatap terlihat acuh tak acuh. "Habiskan makananmu, X! Kau membuang makanan sia-sia!" titah The Godfather dengan tatapan tajam.
X yang ingin membantah merasa tak enak karena dia diperhatikan oleh K dan S sehingga mau tak mau dia mengambil piringnya dan melanjutkan makannya yang tertunda.
***
Halo, nama saya Priskila Wi.
Saya telah membuat 5 Novel yang sudah dipublikasikan secara online, yaitu : Reinkarnasi Dark Witch, Pria Dingin Mengejar Gadis Cuek, The Storm Witch, Summer Kekasih Ares dan Putri Naga Ti-Lung.
Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!
Creation is hard, cheer me up!
Like it ? Add to library!
Have some idea about my story? Comment it and let me know.