4 Meet K And His Fiancee

Author POV

"Keith and Shena, welcome at our hotel!" seru The Godfather ketika melihat mereka masuk.

Wajah Keith berseri-seri dan Shena tersenyum tipis. Perut wanita muda itu tampak sedikit membuncit dan kontras dengan tubuhnya yang mungil.

"Mari duduk di sini!" ucap X dan dia pindah ke sofa di sebelah the Godfather.

"Ya, terima kasih X," ucap Keith dan Shena berbarengan.

Mereka berdua duduk di sofa panjang. Tangan Keith menggenggam jemari tangan kanan kekasihnya. Terlihat jelas dia begitu protektif dengan belahan hati yang tengah hamil.

"Mau minum apa?" tawar X kepada Keith dan Shena.

"Aku mau mineral water saja. Kau mau minum apa, Sayang?" tanya Keith yang menoleh kepada sang pujaan hati.

"Aku juga sama, mineral water sudah cukup," jawab Shena sambil tersenyum.

"Dad, mau minum apa?" tawar X kepada Ayahnya.

"Samakan saja dengan mereka berdua," jawab The Godfather.

"Oke. Luke kemari!" panggil X kepada asisten setianya.

"Ya, Tuan?" ucap Luke yang siap sedia dan tidak ke luar dari ruangan karena dia tahu pasti X akan memesan minuman.

"Aku pesan empat botol Mineral water dan satu gelas Vodka Grey Goose," pesan X kepada Luke dan dia teringat belum memesan makanan untuk Adik dan kekasihnya. "Oh ya, kalian mau makan? Biar sekalian dipesan!"

"Sayang mau pesan sesuatu?" tanya Keith lembut kepada tunangannya.

"Aku mau sup. Sup Asparagus," jawab Shena.

"Kau tak mau pesan Keith? Aku dan The Godfather sudah memesan dan biar sekalian datangnya," tawar X lagi supaya mereka bisa makan bersama.

"Aku tak usah. Tadi sudah makan sebelum kami ke dokter untuk memeriksakan kandungan istri," jawab Keith lugas.

X berpaling kepada Luke. "Oke, tambahannya Sup Asparagus ya, Luke," pesan X.

"Baik, Tuan. Apa ada yang lain?" tanya Luke sebelum dia pergi ke luar ruangan untuk memesan makanan dan minuman yang telah diberitahukan.

"Tidak ada," jawab X datar.

"Saya permisi dulu, Tuan," pamit Luke pada X.

"Ya," sahut X dibarengi anggukan.

Luke ke luar dari ruangan dan X menoleh kepada Keith dan Shena. Hatinya terasa sedih ketika melihat Adiknya begitu mesra dengan wanitanya yang tengah hamil.

Kapan ya aku bisa seperti mereka? Hatiku selalu memikirkan pernikahan sejak mengetahui kabar Adikku yang super dingin ini telah menemukan gadis impiannya bahkan telah tinggal bersama ingin juga seperti mereka. Apa ini pertanda bahwa aku juga ingin segera menyusul langkahnya? Pikir X yang masih pusing sendiri.

"Shena, sudah berapa bulan usia kandunganmu?" tanya The Godfather.

"Usia kandungannya sudah tujuh belas minggu atau empat bulan, The Godfather," jawab Shena ramah.

Keith menatap Shena dengan penuh cinta dan mengusap perut sang kekasih yang mulai membuncit.

Betapa bahagia raut wajah K, Adikku. Kenapa aku ingin memiliki seorang istri juga, ya? Apakah diriku sudah waktunya menikah juga atau hanya latah karena melihat kebahagiaan K dan kekasihnya? tanya X pada dirinya sendiri.

"Apakah kau sering menginginkan makan sesuatu saat mengandung?" tanya The Godfather yang memerhatikan Keith dan Shena.

"Saya biasanya suka menginginkan masakan Asia, terutama kwetiau rebus dengan bakso dan sosis. Selebihnya sering mengalami morning sickness (sakit di pagi hari yaitu mual, muntah. Gejala ini lazim untuk Ibu hamil khususnya hamil muda). Untung ada Keith, dia siap sedia mengantarkan ke dokter, The Godfather," jawab Shena lugas.

"X kenapa kau terdiam?" Kali ini The Godfather menembak langsung anaknya yang tidak bicara sama sekali.

Tatapan mereka bertiga kini mengarah ke X dan dia akhirnya tersadar tengah diperhatikan.

"Ah, tidak apa-apa. Keith aku mau bertanya tapi mungkin lebih ku tanyakan secara pribadi saja," sahut X kepada Keith.

"Kau mau tanyakan apa? Lebih baik tanya di sini. Apa kau malu dengan kami?" sindir The Godfather.

X tertawa. Dia melupakan kalau sang ayah adalah seorang pengamat yang luar biasa detail.

"Baiklah. K, aku mau bertanya: Di mana kau bertemu Shena sehingga bisa memantapkan hati, untuk menjadikan dia sebagai istri?" tanya X yang mau tak mau bertanya langsung di depan mereka semua.

Keith menoleh kepada Shena. "Boleh ku ceritakan detail atau intinya saja?" tanya Keith yang meminta persetujuan dengan pasangannya.

"Intinya saja, aku malu," jawab Shena yang mukanya memerah.

Keith tersenyum dan mengecup pipi kanan belahan jiwanya. "Begini, aku bertemu dengan Shena, saat hendak ke kantor papanya karena ada meeting. Kami berdua satu lift. Awalnya biasa saja, karena kau tahu 'kan, aku bukan tipe yang suka berbasa-basi kepada seorang gadis, kecuali urusan bisnis." Keith mengawali ceritanya.

X dan The Godfather mengangguk dan tanpa sadar menyimak dengan serius. Keith tak pernah terbuka tentang perasaan pribadi dan mereka mengetahui hal ini dengan pasti.

"Listrik di lift mati dan yah, aku jadi memeluk, karena kasihan dengannya. Shena juga tak melihat ke arahku sedikitpun sebelum listrik mati, sehingga membuat diri ini berpikir: she is the one that I have been looking for. Jujur saja aku tak menyukai gadis agresif, karena bagiku itu sifat murahan, tapi tidak dengan si cantik. Dia malah menolak dipeluk olehku, Ha ... ha ... ha ...," kelakar Keith yang disambut cubitan di lengan kirinya oleh Shena.

"That's it? Sesederhana itu kau tahu dia adalah gadis yang tepat untuk mendampingi dalam jangka panjang?" tanya X tak percaya karena dia merasa ada yang disembunyikan.

"Di dalam lift tentu terjadi, ehm, hal pribadi ... ouch, iya, Sayang. Aku tidak menceritakannya, hanya inti saja." Keith merasakan perutnya dicubit kuat-kuat oleh Shena sebagai tanda protes.

Shena melotot pada Keith dan pria itu tertawa kecil dan mengecup keningnya dengan mesra.

"Lalu?" tanya The Godfather yang tak sabar ingin mendengar keseluruhan cerita.

"Saat memeluknya, aku merasakan hal yang berbeda. Seketika saja ingin melindungi, menyayangi dan memilikinya sebagai milikku. Perasaan itu muncul secara spontan. Mungkin itulah insting lelaki yang primitif: menginginkan sesuatu yang menurutnya sesuai dengan standar sendiri. Saat listrik sudah kembali beroperasi, aku sempat mengajaknya makan siang bersama yang ditolak mentah-mentah. Bayangkan, diriku ini tak pernah ditolak oleh seorang gadis, malahan banyak perempuan yang datang dan memintaku sebagai penghangat ranjang, tapi ku tolak. Shena adalah gadis pertama yang menolak ajakan makan siang, sehingga membuat diriku jadi penasaran. Sejak saat itu ku selidiki dia," jawab Keith panjang lebar.

X menjadi tertarik. Dia merasa apa yang dialami hampir mirip dengannya meskipun tempat bertemu pun berbeda.

"Pada saat itu, kau hanya penasaran karena ditolak atau benar-benar menginginkan Shena sebagai istrimu?" tanya The Godfather lagi.

"Aku benar-benar menginginkan Shena sebagai istri. Itu terjadi ketika ku tanya, apakah dia memiliki suami atau tunangan? Pada saat itu dia menjawab belum ada suami atau tunangan, tapi sudah memiliki kekasih. Jujur, jawaban itu yang membuatku semakin yakin untuk memiliki hubungan jangka panjang. Karena yang ku cari adalah gadis yang setia kepada pasangan, sehingga ku rasa dialah gadis yang tepat, karena sangat menghargai suatu hubungan dan tak main serong di belakang," jawab Keith penuh keyakinan.

X terdiam. Tak ku sangka Keith yang tak pernah berpacaran dengan seorang gadis, sudah memiliki kriteria tersendiri dalam menentukan pasangan hidup. Mengapa aku tak pernah memiliki sikap seperti dia? Kami berdua hanya terpaut dua tahun dan aku yang lebih tua, tapi dari sikapnya dialah yang lebih dewasa, pikir X yang merasa salut dengan K.

"Apa yang paling penting bagimu dalam mencari pasangan hidup selain kesetiaan?" tanya X yang tertarik dengan prinsip Keith.

Keith tersenyum. "Kriteria pasangan hidupku? Yang paling utama adalah kesetiaan, kedua adalah tidak genit dengan lelaki manapun, ketiga adalah cerdas dan keempat semuanya ada dalam diri Shena. Bagiku, kecantikan bisa dipoles asal kita mau dan ada uang tapi karakter yang baik itu sulit dicari," jawab Keith yang menjelaskan dengan senang hati pada X.

"Kau pernah dipaksa Keith untuk mengubah sikap atau dandananmu, Shena?" tanya The Godfather yang ingin melihat keaslian dari pernyataan Keith.

"Tidak pernah Keith memaksaku untuk mengubah sikap atau dandananku. Kalau aku marah dan mendiamkannya, dia hanya meminta agar diriku mau mengatakan apa yang tidak ku sukai darinya, karena dia tidak mengerti dan bukan dukun. Seingatku itu saja," jawab Shena.

X ingin bertanya lebih lanjut namun Luke sudah muncul di sana. "Maafkan Tuan-tuan dan Nona, makanan dan minuman yang dipesan sudah datang. Mau saya letakkan di sini atau di Dining room?" tanya Luke.

"Letakkan di sini, Luke! Suruh mereka menatanya supaya kami tak usah berpindah tempat!" perintah The Godfather.

"Baik,The Godfather," sahut Luke dan dia segera ke luar dari ruangan.

"Sekarang kita makan dulu baru melanjutkan obrolan yang tertunda. Shena sedang hamil jadi jangan sampai kelaparan dan dehidrasi," ucap The Godfather.

Shena dan Keith mengangguk. X masih menatap pasangan itu dengan tatapan sedih. Keith saja sudah tahu apa yang dia mau dari seorang gadis yang akan menjadi istrinya, bagaimana denganku? Rasanya aku kalah begitu jauh secara prinsip ini, batin X sedih.

Luke datang dengan dua orang Butler dan mereka merapikan meja panjang yang ada di depan Keith dan Shena.

"Maaf Tuan dan Nyonya, untuk makanannya kami set up di sini?" tanya seorang Butler pria kepada Keith.

"Ya, letakkan di sana dan hati-hati, jangan sampai tumpah dan mengenai tubuh istriku!" jawab Keith datar.

Keith sangat waspada. Dia tak akan memaafkan siapapun yang mengganggu, atau orang yang sengaja menyakiti pasangan hidup tercinta. Kejadian di waktu lampau mengajarkan, bahwa orang yang dicinta bisa kapan saja pergi, sehingga pria itu semakin protektif.

"Baik, Tuan," sahut sang Butler.

Mereka set up table dengan cekatan sehingga semua makanan dan minuman bisa diletakkan tanpa ada yang jatuh.

"Apa ada tambahan lagi, Tuan-tuan dan Nyonya?" tanya seorang Butler senior kepada mereka berempat.

"Tidak ada. Ini buat kalian berdua!" ucap X yang sedang mengeluarkan uang $400 dari dalam dompetnya.

Butler senior mendekat dan menerima uang itu dari X. "Terima kasih, Tuan X. Apabila nanti ada tambahan, kami siap melayani Anda," ucapnya dengan sopan dan profesional.

"Ya," ucap X datar.

"Kami permisi, Tuan-tuan dan Nyonya," pamit Butler senior dan mereka berdua keluar diikuti oleh Luke.

"Mari makan X, Keith dan Shena!" ajak The Godfather kepada mereka bertiga.

"Ya, The Godfather," sahut mereka bertiga.

***

avataravatar
Next chapter