webnovel

Obat Puasa

Éditeur: Atlas Studios

Song Shuhang mengajak Tabib untuk jalan-jalan di sekitar Area Jalan yang Menguntungkan dan mereka melihat banyak apartemen yang disewakan. Sayangnya, tidak ada yang disukai Tabib - Shuhang tidak tahu jenis rumah yang dicari Tabib.

'Kalau tidak ada yang diinginkan, kita harus pergi ke daerah lain dan melihat-lihat.' pikir Song Shuhang.

Kemudian, Tabib menemukan rumah yang ia cari.

Rumah itu rumah model baru dengan 5 lantai dan taman yang tertutup. Tidak hanya itu, ada halaman depan dan belakang. Secara keseluruhan, dapat dilihat pemilik rumah ini menghabiskan tenaga dan waktunya untuk membangun rumah ini.

Ini apartemen yang bagus!

Namun, apartemen ini sepertinya bukan untuk disewakan!

"Apartemen ini saja, ayo kita sewa!" Tabib tertawa sepuasnya.

"Tunggu sebentar, Senior, apartemen ini tidak disewakan. Apartemen ini milik orang!" seru Song Shuhang.

Namun, Tabib tidak mendengarkannya dan tertawa sambil menyeret Song Shuhang ke depan pintu, hendak menekan bel rumah.

"Aku datang!" Suara serak dan dalam terdengar.

Dengan cepat, pintu itu terbuka, pria agak tua melihat Song Shuhang dan Tabib dari sisi lain pintu.

Ia menatap rambut Tabib yang berantakan sejenak sebelum dengan bingung ia bertanya,"Kiriman kilat?"

"Bukan, kami akan menyewa bangunan ini." Tabib langsung mengutarakan keinginannya.

Pria paruh baya ini menegang dan ujung mulutnya bergetar. Namun, ia mengatur emosinya dan membalas. "Maaf, apartemenku ini hanya untuk keluargaku saja dan kami tidak begitu suka tinggal bersama orang asing. Maka dari itu, aku tidak ada keinginan untuk menyewakannya."

"Kau tidak suka tinggal bersama orang asing? Kalau begitu bagus!" balas Tabib dengan senang. "Aku juga, aku tidak suka tinggal bersama orang asing. Jadi, bagaimana kau pergi dan sewakan apartemen ini kepadaku? Kau bisa memberikan harga sesukamu dan aku tidak akan menawarnya!"

Sejujurnya, perkataan Tabib agak menyebalkan. Song Shuhang menutupi wajahnya- pemilik apartemen ini keluar dan menyewakannya kepada kita? Apa mereka akan tidur di jalanan? cara meminta sewa yang menyebalkan… bagaimana mereka bisa menyewa apartemen?

Sudah diduga, urat muncul di dahi pemilik apartemen itu. Lalu ia menunjukkan ketidaksukaannya. "Maaf, keputusanku tidak berubah, jadi aku tidak akan menyewakan apartemenku. Silahkan cari tempat lain, selamat tinggal."

Dapat menahan amarah sampai sekarang… ini menandakan bahwa pemilik apartemen ini pria yang berpendidikan. Jika Shuhang menjadi dia, ia rasa ia akan memarahinya seperti 'apa kau sudah gila' atau semacamnya!

"Aish, tolong pikirkan lagi! Uang tidak masalah!" Tabib tidak menyerah.

Song Shuhang sudah bisa membayangkan peristiwa dimana pemilik apartemen itu marah dan mengusir mereka pergi. Secara langsung ia menarik Tabib dan menyeretnya pergi.

❄❄❄

Tanpa diduga, Tabib dan Song Shuhang bisa berpindah ke apartemen ini.

"Aiyaya, sesuai dugaan, apartemen macam begini yang terbaik, ukurannya pas juga. Setelah memindahkan semua sekatan di lantai 1, itu bisa untuk ruang membuat ramuan obat!" Tabib mengelilingi setiap lantai dan dengan puas mengangguk sambil melihat-lihat sekeliling.

"Sebenarnya, menyewa kamar akan lebih hemat untuk kita." gerutu Song Shuhang.

Semua di dunia ini ada harganya. Alasan mengapa orang tidak membeli barang semacam itu bukan karena itu tidak dijual, tapi karena harga yang ditawarkan tidak cocok.

Dan contohnya apartemen ini.

Walaupun pemilik apartemen ini dengan sepenuh hati membangun apartemen ini untuk keluarganya dan untuknya, setelah Tabib menawarkan tawaran yang menggiurkan… pria paruh baya itu yang menahan amarahnya berubah seakan Beijing Opera sedang berawan dan langsung cerah.

Setelah itu, pemilik apartemen ini memberikan apartemen ini dan kontrak penggunaan lahan bersama dengan kunci apartemen sambil mengatur waktu untuk proses balik nama dengan Tabib.

Setelah itu, paman itu dan keluarganya keluar dari apartemen dalam 2 jam. Efisiensi macam ini sangatlah menakjubkan!

Ya, apartemen ini di beli- Tabib membelinya secara langsung.

Orang kaya sangat sukar dikendalikan!

"Kau tidak perlu memikirkan hal kecil ini, yang lebih penting memiliki ruang yang pas untuk meramu ramuan. Sekarang kita bisa memulai membuat ramuan obat." Tabib tertawa dengan senang. Lalu ia mengeluarkan botol porselen dari dadanya dan menuangkan obat sebelum melemparnya kepada Song Shuhang.

Song Shuhang menangkap obat itu dengan wajah kebingungan

"Ini adalah obat puasa, sesuatu yang bisa digunakan untuk mengganti makanan, obat yang penting untuk pendekar gunakan sehari-hari. Pengembangan dirimu semakin dalam nanti, pengembangan diri tertutup semakin lama berbulan-bulan atau bahkan sampai bertahun-tahun. Bahkan memungkinkan akan bertahan puluhan tahun, dan pendekar juga perlu makan. Obat ini digunakan sebagai obat puasa. Dengan menghisapnya di mulutmu, efek obat akan terurai menjadi aliran stabil. Obat ini berkualitas yang paling rendah, tapi bisa menggantikan makananmu satu bulan." jelas Tabib sambil tersenyum.

"Terima kasih , Senior." hati Song Shuhang menghangat. Berpikir Tabib masih mengingat ia belum makan siang. Tabib yang terlihat kasar dan gila ternyata perhatian.

Tabib lalu menambahkan, "Kau tidak perlu malu denganku. Hisap itu sebentar, dan setelah kau kenyang, kita kan membuat ramuan obat."

Song Shuhang menaruh obat puasa itu di mulutnya dan langsung, aroma menyebar di mulutnya sementara lapar di perutnya terasa menghilang. Setelah itu, ia merasa sangat kenyang sehingga ia ingin sendawa.

Ketika kau merasa kenyang, keluarkan obat itu. Sebelum obat itu habis, itu bisa digunakan berulang kali. Simpan, mungkin kau memerlukannya nanti." lanjut Tabib. Kadaluarsanya dihitung dalam ratusan tahun dan tidak perlu khawatir itu menjadi basi.

Song Shuhang mendengarkannya dan mengeluarkan obat itu dari mulutnya, lalu menyimpannya. Untungnya, ia tidak menelannya. Ia masih terpikir itu tadi- apa obat ini mirip dengan yang ada di film-film, dimana ia tidak perlu makan atau minum setelah menelan obat itu.

Namun, melihat itu sekarang, ia mungkin akan mati kekenyangan jika ia menelannya.

❄❄❄

Kompor induksi, ada. Panci, ada.

45 bahan ramuan obat juga ada di dekat Song Shuhang berdasarkan jumlah dan urutan resep.

"Ulangi seluruh proses menurut percobaanmu dan mulai," kata Tabib. "Jangan panik dan khawatir gagal. Aku punya banyak bahan ramuan obat."

Song Shuhang tersenyum dengan senang. Ia memejamkan matanya dan mengingat proses meramu ramuan obat di percobaan pertamanya. Karena itu terjadi kemarin dan itu pertama kalinya ia membuatnya, ia masih ingat jelas setiap langkah.

"Pertama-tama, tambahkan air," Ia menuangkan 1 sendok besar ke dalam panci.

Setelah itu, ia menambahkan potongan ginseng dan merebusnya selama 5 menit.

Setelah itu goji, dan ia merebusnya selama 5 menit.

Ketika bahan ke 3, 'embun pagi daun alang-alang', Shuhang tidak memperhatikan waktu. Ia mulai memperhatikan bahan-bahan yang ada di panci sebelum meningkatkan panas kompor induksi.

Tabib memijat dagunya dan dengan seksama menatap setiap langkah Song Shuhang. Ia diam tanpa bicara.

'Meskipun aku menyiapkan mentalku, aku tidak bisa menghubungkan kelakuan Song Shuhang dengan meramu ramuan.' Tabib mendesah dengan sedih.

Untungnya, ia ahli peramu obat yang mengikuti zaman.

Jika para ahli peramu obat tahu kalau Song Shuhang menggunakan panci dan kompor induksi untuk meramu obat, mereka mungkin akan marah sampai hatinya pecah.

'Juga… memodernisasi meramu obat juga harus ditambahkan untuk kedepannya. Setidaknya meramu yang tidak memerlukan pil panas atau panas khusus, alat modern memudahkan mengatur panas dan suhu.' Renung Tabib.

Contohnya, melihat Song Shuhang, ia hanya perlu menekan tombol dan dapat mengatur panas. Ini sesuatu tungku zaman dulu tidak ada; bahkan dengan alat pengatur panas, itu perlu usaha.

Sekarang, di bawah pengaruh batu yang dipakainya, Song Shuhang sekali lagi dapat berkonsentrasi penuh. Di matanya, tidak ada yang lain selain ramuan obat ini.

Tatapan Tabib menunjukkan kekagumannya.

Meskipun ia agak tua, mungkin Song Shuhang memiliki bakat dalam meramu obat!