Wilayah 1 di Kerajaan Finias telah diserang.
Para penduduk berbondong-bondong menuju ke Wilayah 2 untuk menyelamatkan diri. Namun, para penduduk kesulitan untuk bisa masuk. Beberapa penjaga gerbang di Wilayah 2 tidak bisa membendung lonjakan dan dorongan para penduduk yang terus panik.
Rasa takut, gelisah, dan putus asa bergabung menjadi satu.
Saat itulah, tangisan dan teriakan orang-orang dari Ras Elf dan Ras Serigala di Kerajaan Finias tidak terhitung jumlahnya untuk didengar. Pada saat yang sama, para korban trus berjatuhan dan menjadi santapan Plantazel yang muncul secara tiba-tiba.
Pada saat bersamaan, Fadhel bergerak mendekati kerumunan dan memanggil nama seseorang.
“Firtania! Firtania! Tolong jawab!”
Fadhel tidak berhenti memanggil nama orang itu dengan lantang. Di balik ombak manusia yang tengah putus asa, dia tidak menyerah mencari dan menemukan orang bernama Firtania, gadis elf yang merupakan anak tiri dari Krisna yang berada dalam ketakutan dan kekhawatiran.
Itulah yang dirasakan oleh Fadhel yang tidak henti-hentinya memanggil nama itu. Dia juga tetap teguh dan percaya bahwa Krisna dan Hasan mampu mengalahkan Plantazel yang menyerang Wilayah 1 Kerajaan Finias. Akhirnya, Fadhel melanjutkan pencariannya di sekitar Wilayah 1 dekat dengan gerbang masuk menuju Wilayah 2.
Dia berlari di sekitarnya dan memanggil nama gadis elf itu berkali-kali. Dia hanya menyaksikan suara gemuruh dan kekacauan yang ditimbulkan akibat serangan Plantazel yang menyerang Kerajaan Finias. Hal ini tentu tidak biasa bagi diri Fadhel. Sewaktu masih berada di Bumi, dia tidak pernah melihat hal senyata ini selain di cerita atau film fiksi semata.
Langkahnya terhenti. Hal itu tidak disebabkan karena Fadhel kelelahan, tapi dia dihadang oleh beberapa orang yang mengenakan jubah hijau dengan penutup jubah yang menutupi wajah mereka. Fadhel tidak mengetahui kenapa mereka tiba-tiba muncul dan bersikap tenang seolah tidak terjadi apa-apa. Padahal, serangan Plantazel sedang tidak bisa diatasi dengan mudah oleh orang-orang di Kerajaan Finias.
“Apakah kau bukan dari dunia ini?” Salah satu dari mereka melontarkan pertanyaan pada Fadhel.
Fadhel mengerutkan dahinya.
Dia merasa ada hal yang tidak beres dengan orang-orang di depannya.
Dia mencoba berhati-hati dalam menjawab pertanyaan yang diberikan karena dia merasa bahwa orang-orang berjubah itu sedikit mencurigakan.
“Apa maksud Anda? Saya memang berasal dari dunia ini. Saya lahir di dunia ini walau keluarga saya sudah tidak ada karena bencana beberapa tahun lalu,” Fadhel menjawab pertanyaan orang berjubah itu dengan tenang.
Tentu saja, semua yang dikatakan oleh Fadhel itu bohong. Sepertinya, mereka ingin mengambil informasi dari Fadhel. Jika pertanyaan yang dilontarkan mereka mengarah pada poin yang aneh dan menjebak, maka Fadhel harus bisa membalikkan keadaan itu tanpa membuat kecurigaan yang jelas. Bahkan, dia mungkin bisa mendapat informasi berguna dari mereka.
“Apa kau yakin soal apa yang kau jawab itu?” Orang berjubah itu melontarkan pertanyaan lagi.
“Itu benar. Saya tidak mengerti dengan arah pembicaraan Anda. Mohon maafkan saya, tapi Kerajaan Finias sedang dalam keadaan bahaya. Apa kalian tidak bisa mencari tempat aman atau melakukan penyelamatan pada diri kalian?”
“Itu tidak diperlukan.”
“Huh? Apa maksud Anda?”
“Kerajaan Finias memang dalam bahaya, tapi ini hanya percobaan kami. Kau tidak perlu khawatir pada kami. Kedua Plantazel itu tidak akan melukai atau membunuh kami. Ini adalah kekuatan yang diturunkan langsung kepada kami sebagai bukti penghukuman atas [Perang Fillia] yang terjadi 5000 tahun yang lalu. Dunia sedang dilanda rasa sakit karena ketidakseimbangan ras yang ada.”
Fadhel sedikit bingung dengan apa yang dibicarakan oleh orang berjubah itu. Percobaan? Bukti Penghukuman? [Perang Fillia]? Fadhel tidak bisa berhenti menyambungkan setiap hal yang disampaikannya. Ini aneh.
“Saya tidak mengerti dengan apa yang Anda bicarakan. Apa tujuan kalian?”
“Tujuan kami? Apa kau sangat ingin mengetahuinya?”
“Eh? Ya, itu benar,” Balas Fadhel sembari sedikit kebingungan.
“Kalau kau penasaran, kau harus menujukkan jati dirimu yang sebenarnya dan organisasi kami akan senang menyambutmu.”
“Organisasi?”
“Ya, organisasi kami adalah Lucifer. Kami akan selalu menerima orang-orang yang mencoba menginginkan kekuatan dari para monster yang sudah tidak bisa dikendalikan.”
“Lucifer?! Kalian adalah....anggota organisasi itu?!”
“Dari ekspresi terkejutmu, kau sepertinya mengetahui Lucifer di suatu tempat, ya?”
Lucifer. Organisasi yang sempat diberitahu oleh Evil Gamma saat Fadhel bertarung bersama Hasan melawannya. Pada akhirnya, Evil Gamma pergi dan mereka berdua tidak bisa apa-apa. Sejauh ini, Fadhel dan Hasan mencoba untuk tidak gegabah dan mengumpulkan informasi dengan hati-hati.
Bencana dan kehancuran mulai terjadi.
Plantazel yang muncul merusak segalanya, sama seperti di Kota Aldora.
Kenangan buruk itu kembali terlintas dalam benak Fadhel.
“Lucifer....apa kalian yang melepaskan Plantazel di Wilayah 1? Apa hubungan kalian dengan Evil Gamma?”
“Hooohhh....kau mengetahui soal Evil Gamma, ya? Jika kau mengetahuinya, maka kami akan memberikan informasi padamu.”
“Huh? Semudah itu? Apa-apaan kalian ini?!”
“Seperti yang kau katakan. Lucifer bertanggung jawab penuh soal lepasnya kedua Plantazel itu. Seperti yang kau ketahui, Evil Gamma memberikan informasi soal keberadaan Lucifer di Kerajaan Finias, kan? Itu adalah kode untuk membeberkan informasi organisasi pada kalian berdua, ras asing.”
“Apa? Apa-apaan itu?! Apa kalian tahu berapa banyak korban yang sudah terbunuh?! Apa kalian tidak bisa melihat pemandangan yang terjadi di sekitar kalian?! Banyak anak-anak dan orang dewasa menderita dan terbunuh karena kalian melepaskan monster itu!”
“Ini hanyalah percobaan. Kau tidak perlu sampai sekesal itu, kan?”
“Percobaan?! Kalian sebut ini percobaan?! Ini tidak berbeda dengan pembantaian! Apa ini perintah langsung dari Evil Gamma?! Lalu, apa untungnya kalian memberikan informasi ini padaku?! Hah?!”
“Jangan bicara seenaknya. Evil Gamma adalah salah satu percobaan kami yang sempurna. Dia adalah Plantazel dengan kecerdasan yang luar biasa, tapi sulit dikendalikan. Oleh karena itulah, dia terlepas dan berkeliaran hingga kami tidak bisa menjangkau keberadaan dirinya. Kami baru menemukan keberadaan Evil Gamma baru-baru ini di Area Hutan. Namun, kami langsung kehilangan dia. Saat itu, kalian dicurigai memiliki pertemuan singkat dengan Evil Gamma. Saat kalian masuk ke Kerajaan Finias, kami bisa dengan mudah menemukan kalian. Lucifer memang terus diberikan keberuntungan tak terhingga.”
Hal ini semakin membuat Fadhel kesal. Dia tidak bisa menahan emosi dan ingin menghajar orang-orang berjubah di depannya. Melepaskan Plantazel dan memberikan penderitaan yang kuat pada penduduk sekitar tidak bisa dimaafkan. Fadhel mencoba untuk tetap tegap.
“Hei, apa yang akan kalian lakukan padaku sekarang? Kalian tidak akan menemuiku tanpa hasil yang bagus, kan?”
“Kau benar. Aku ingin kau ikut dengan kami dan menjadi bagian dari percobaan kami sebagai alat untuk melawan Evil Gamma.”
“Melawannya? Apa kalian gila? Aku tidak akan menuruti hal itu seenaknya. Selain itu, Evil Gamma sudah kuat. Apa kalian ingin memusuhinya?”
“Dia berada di luar kendali kami sekarang. Ketua kami ingin menggunakan kalian sebagai wadah untuk membuat Evil Gamma yang kedua dengan kekuatan untuk membunuhnya agar dia tidak mengancam Lucifer.”
“Aku tidak akan mau! Jika memang terpaksa, maka kalian harus melawanku terlebih dulu!”
“Ide yang tidak buruk. Kalau begitu, aku akan melawanmu dan membawamu menuju Markas Lucifer.”
“Coba saja kalau bisa!”
Fadhel tidak ingin dijadikan kelinci percobaan dan melawan salah satu orang berjubah yang dia anggap sebagai pemimpin mereka. Ini akan menjadi sulit, tapi langkah Fadhel tidak bisa mundur. Kali ini, giliran Fadhel beraksi!