webnovel

Golden Chapter

Setiap orang memiliki bab emas dalam hidupnya, di mana pancapaian terbaik didapatkan. Tentu setelah melalui serangkaian proses yang mendatangkan hal baik maupun hal buruk. Untuk mencapai titik itu, He Xihuan harus menaklukkan banyak kelompok mafia dan merebut kepemimpinan. Dalam prosesnya, dia menemukan seorang anak laki-laki yang kecantikannya tersembunyi di balik kulit hitam palsu. Han Yiyue memiliki pesona alami untuk memikat orang-orang di sekitarnya dan menggiring mereka ke dalam dunia fantasi tidak bermoral. Hal itu menimbulkan keinginan He Xihuan menjadikannya homme fatale untuk dikirim kepada musuh sebagai senjata terselubung dengan tugas tertentu. Tidak pernah disangka-sangka, selama masa bergaul dengan Han Yiyue, He Xihuan malah terjerumus ke dalam rencananya sendiri. Dia jatuh cinta kepada laki-laki itu dan menginginkannya seperti orang gila.

evilesther3 · LGBT+
Pas assez d’évaluations
246 Chs

Misdirected

Seperti yang disepakati, Han Yiyue belajar dari Carla selama tiga hari kemudian. Berbeda dengan hari pertama yang santai dan tidak terlalu serius, di hari berikutnya Carla jauh lebih ketat. Wanita itu bahkan tidak melakukan tindakan-tindakan aneh. Dia sepenuhnya berubah setelah menyadari jika Han Yiyue tidak direkrut secara acak oleh He Xi Huan, tetapi untuk suatu tujuan tertentu. Hal itu memberinya pemahaman jika bisa ataupun tidak bisa, pada akhirnya Han Yiyue harus melakukannya.

Perubahan sikap Carla tidak terlalu mempengaruhi Han Yiyue, sebaliknya itu membuat dia merasa semakin yakin jika bisa segera pergi dan bertemu ibunya. Pagi di hari ke-5 dia berada di tempat tinggal He Xi Huan, Han Yiyue bangun dengan bersemangat. Meskipun ekspresi wajahnya tidak banyak berubah, tetapi manik mata abu-abu itu jelas menunjukkan kebahagiaan.

Ketika memasuki ruang makan, orang-orang yang ada di sana dapat melihat perubahan tersebut. Bagaimanapun, selama beberapa hari ini Han Yiyue tidak terlihat ikut sarapan bersama karena ia bangun lebih lama. Hanya dengan kemunculannya pagi ini saja sudah cukup untuk membuat orang lain merasakan ada sesuatu yang tidak biasa.

Feng Ruo segera menyambutnya dengan sapaan, "Selamat pagi."

Belakangan hubungan mereka membaik karena Feng Ruo yang cukup supel dan cerewet. Han Yiyue membalas dengan senandung ringan kemudian duduk di sisi Feng Ruo. Ia mengambil roti dan mengoleskan selai. 

"Bocah, kamu terlihat cerah dan penuh vitalitas anak-anak. Ada kabar baik apa?" Feng Ruo kembali bersuara. Dia tidak mengalihkan sedikitpun perhatian dari Han Yiyue di samping.

Mendengar pertanyaan yang dilontarkan dengan suara keras, Xiao Bao dan Jamie ikut mengarahkan pandangan kepada Han Yiyue dengan keingintahuan yang sama. 

Merasakan tatapan orang-orang, Han Yiyue masih belum terbiasa, tetapi ia cukup akrab dengan mereka sehingga tidak merasa tertekan sama sekali. Dengan senyum tipis di bibir dan manik mata beriak senang ia memberitahu penyebab kebahagiaannya hari ini. "Aku akan pulang setelah hari ini dan bertemu dengan ibuku lagi."

"Kamu akan pulang?" pertanyaan itu ditanyakan oleh Xiao Bao. Meskipun ia memahami situasi Han Yiyue dan kemungkinan kecil untuk lepas dari keterikatan dengan He Xi Huan, ia tetap tidak bisa menyembunyikan kejutan ringan di wajahnya.

Han yiyue menganggukkan kepala. "Ya. Xi Huan sudah berjanji kalau aku bisa pulang setelah lima hari."

Jawaban polos itu dan pola pikirnya yang naif membuat semua orang bergeming. Bukankah artinya dia akan ditahan di sini jika dapat melakukan perintah He Xi Huan dengan baik? Akan tetapi, meski ada sedikit rasa kasihan, mereka tidak bisa melakukan apa-apa, tidak juga mampu memberi penjelasan sebenarnya. He Xi Huan adalah ketua mereka yang seharusnya dipatuhi.

"Kamu sangat menyayangi ibumu, ya?" Feng Ruo kembali bertanya.

"Benar-benar sangat menyayanginya. Ibu adalah yang terbaik,dia satu-satunya yang peduli padaku." Ketika mengatakannya Han Yiyue tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan dan penghormatan di mata. Sangat tulus dan murni. Sayangnya, sikap baik itu tidak benar-benar dihargai.

Menyaksikan itu, Jamie diam-diam mengembuskan napas berat. Han Yiyue tidak tahu jika ibunya telah menyerahkan dia kepada mereka sebagai ganti beberapa puluh ribu dolar.

He Xi Huan muncul tidak lama setelah pembicaraan mereka selesai, dia duduk di kursinya dengan tatapan terarah kepada Han Yiyue. Tentu saja karena ia telah mencuri dengar cerita bocah itu mengenai ibunya dan juga mengtahui fakta sebenarnya. Ada keinginan untuk memberitahu kenyataan buruk itu pada Han Yiyue, tetapi sadar bahwa masalah tersebut bukan urusannya. Pada akhirnya dia memutuskan tetap diam.

Ketika Han Yiyue menyadari keberadaan He Xi Huan, dia langsung mengalihkan perhatian padanya dan menampilkan ekspresi yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Suara kekanakan terdengar manis dan riang, berkata, "Kamu sudah berjanji akan membiarkanku pulang jika aku melakukannya dengan baik. Kamu harus menepati janjimu."

He Xi Huan mengerutkan kening ringan, merasa bingung dengan kalimat Han Yiyue. Jika tidak salah ingat dia tidak pernah menjanjikan hal seperti itu. Memberi waktu lima hari bukan berarti menjanjikan akan memulangkannya, itu hanya pancingan saja, apalagi  jika Han Yiyue bertindak baik dan memiliki potensi besar. Bagaimana mungkin He Xi Huan akan membiarkan bintang keberuntungan seperti itu lepas dari genggamannya?

Mengangkat wajah, He Xi Huan melihat wajah Han Yiyue. Manik abu-abu itu terlihat lebih hidup, tetapi tetap lembut dan jernih, entah mengapa membuatnya mengingat sesuatu yang telah lama dilupakan. Segera memalingkan wajah berusaha menghindari pemandangan itu.

"Jangan terlalu percaya diri," katanya berusaha terdengar acuh tak acuh, padahal dorongan hati sangat besar untuk melihat lagi manik mata pihak lain.

Di sisi lain, Han Yiyue tidak terlihat sakit hati atau kecewa mendengar jawaban itu. Dia  memakan sarapannya dengan senang sambil berkata, "Aku tidak seperti itu. Carla memuji kinerjaku, katanya ku cukup bagus dalam hal ini."

Anak kecil tetaplah anak kecil, bahkan pujian dalam hal buruk saja  dapat menyenangkannya. He Xi Huan ingin menertawakan kenaifan tersebut, tetapi lebih memilih diam. Dulu dia juga bertindak naif dengan mengikuti perkataan seseorang dan menyetujui untuk membunuh ayah tirinya, melarikan diri mengikuti orang itu tanpa tahu apa-apa. Untung Tuan Feng menemukannya dan tertarik membelinya dari pasar gelap.

Jika tidak, entah bagaimana kehidupannya saat ini. Dia tidak akan bisa balas dendam kepada orang yang menyebabkan penderitaan ibunya dan mempersulit mereka.

Sore itu, Han Yiyue melakukan kegiatannya seperti biasa, mendatangi apartemen Carla. Malam ini dia akan benar-benar mempraktekkan apa yang telah dipelajari. Meskipun hanya mencoba berbincang-bincang dan menanyakan pertanyaan dasar dan bukan rahasia besar. Dia juga tidak menggoda orang-orang penting, tetapi hanya peminum biasa.

Han Yiyue mengenakan kemeja putih yang sedikit lebih besar di tubuhnya, dua kancing teratas dibuka, dan celana jeans biru gelap dengan sobekan ringan di paha. Pakaian itu membuatnya terlihat lebih dewasa ditambah tinggi badannya yang terbilang tidak sesuai usia. Dia juga pandai mengatur ekspresi wajah, menambah kesan menawan dan sedikit menggoda. Tidak begitu dewasa, tetapi sudah tidak kekanakan lagi. 

Hal pertama yang dilakukan ketika tiba di bar adalah mencari target. Dia dan Carla duduk di depan bar tool sembari mengamati setiap sisi ruangan, pelanggan yang keluar-masuk, dan beberapa penggoda yang sudah memulai aksinya.

Seorang laki-laki tampak memasuki bar, langkahnya tenang dan wajah tidak memperlihatkan keanehan. Carla pikir itu hanya seorang peminum biasa sehingga ia menepuk pundak Han Yiyue untuk memberitahu mengenai pemikirannya.

"Kamu lihat laki-laki itu. Dia targetmu malam ini, jangan menanyakan hal-hal berat dan jangan sampai terpancing mengikutinya pergi, oke? Cukup tanyakan beberapa hal dasar dan poin penilaian tanyakan nomor rekeningnya saja."

Han Yiyue memperhatikan orang yang ditunjuk Carla dan mengangguk ringan. Meskipun dia tahu jika tujuan menanyakan nomor rekening bukan untuk melakukan tindakan buruk, tetap saja cukup mendebarkan jantungnya. Itu merupakan hal pribadi yang bahkan istrinya saja mungkin tidak tahu.

Melihat ketegangan di wajah Han Yiyue, Carla menepuk pundaknya cukup keras dan memberi semangat. "Jangan gugup. Cukup lakukan seperti yang kucontohkan kemarin. Lagipula aku ada di sini dan siap membantumu jika terjadi kesalahan."

Sekali lagi Han Yiyue mengangguk, ia bangkit berdiri dan merapikan pakaian sebelum melenggangkan langkah mendekati meja orang itu.