webnovel

Give Me a Hand

Follow dulu sebelum membaca Adora mencoba melupakan masa lalunya yang kelam di New York dengan pindah ke Indonesia. Di sana dia banyak menemukan pelajaran berharga yang membuatnya semakin bersyukur akan kehidupannya. Semuanya butuh proses, begitupula Adora yang membutuhkan proses untuk kembali ceria seperti dulu. Tidak ada manusia yang bisa membantu dirinya sendiri, Adora depresi, dia butuh seseorang yang rela mengulurkan tangan untuknya. Namun siapa? Masih adakah orang yang peduli?

aventurine_anis · Urbain
Pas assez d’évaluations
3 Chs

Meninggalkan New York

"Hidup memberikan keindahan dan kesedihan. Biasakan saja dirimu untuk menerima keduanya dengan senyuman"

Namun jujur saja, kini aku sedang kesulitan mencari senyum itu.

19 Januari 2018

Tujuh tahun telah berlalu sejak hari itu. Hari ini adalah tanggal dan bulan yang sama sejak kedua orang tuaku meninggalkan diriku untuk selamanya.

Di hari ini pula, aku akan meninggalkan tempat kelahiranku untuk memulai hidup baru yang

sesungguhnya. Di sini aku hanya akan teringat kenangan buruk itu.

"Adora apa kau harus pergi?"

Sebuah suara setengah terisak menyadarkanku dari kesibukan mengemas barang-barangku.

"Bila aku bisa, aku pun tak ingin pergi. Tapi cara untuk melupakan semua ini hanyalah dengan meninggalkan semua yang kumiliki di sini."

"Tapi di sini kau punya yang kau butuhkan, walaupun orang tuamu telah pergi, aku dan keluargaku selalu menyambutmu."

Della sahabatku, sejak kemarin membujukku untuk tetap tinggal.

Hanya bersama Della, aku pun sudah cukup bahagia. Keceriaan Della mudah menular pada siapapun.

Namun aku tak ingin hanya bergantung padanya, aku ingin menemukan kembali keceriaan pada diriku sendiri.

"Della,terkadang hidup harus mau mengambil resiko, di keadaanku yang sekarang memang sudah cukup baik untuk kujalani. Tapi hidup tak pernah seindah yang kita harapkan, kita harus bersiap bila hal yang membuat kita nyaman selama ini diambil Tuhan. Aku tak ingin terus bergantung padamu, karena aku yakin Tuhan bisa saja memisahkan kita,"aku berusaha untuk tidak menangis saat mengucapkan kata-kata itu.

Aku memang pengecut dengan meninggalkan semuanya dan bukan menghadapinya.

Namun aku hanya manusia biasa, tak bisa kubohongi hatiku bahwa selama tujuh tahun ini kenangan buruk itu terus menghantuiku, rasa penyesalan yang tak terbendung terus menjatuhkan diriku.

"Baiklah aku hargai keputusanmu untuk pergi, tapi jangan lupakan sahabatmu ini, ya. Memang kau akan pindah kemana?"

"Aku akan pindah ke Indonesia, nanti malam di jadwal penerbangan pertama, aku akan meninggalkan New York."

🍀🍀🍀

Terima Kasih sudah membaca ceritaku. Mohon dukungan, saran dan kritik. Sider? Gak bisa maksa sih..

Tapi yang pasti, bila kamu menghargai karya orang lain karyamu juga akan dihargai orang lain juga. Dan berlaku juga sebaliknya. ^^