webnovel

Give Me a Hand

Follow dulu sebelum membaca Adora mencoba melupakan masa lalunya yang kelam di New York dengan pindah ke Indonesia. Di sana dia banyak menemukan pelajaran berharga yang membuatnya semakin bersyukur akan kehidupannya. Semuanya butuh proses, begitupula Adora yang membutuhkan proses untuk kembali ceria seperti dulu. Tidak ada manusia yang bisa membantu dirinya sendiri, Adora depresi, dia butuh seseorang yang rela mengulurkan tangan untuknya. Namun siapa? Masih adakah orang yang peduli?

aventurine_anis · Urban
Not enough ratings
3 Chs

Keberangkatan

"Kuatkan langkahmu sahabatku dan yakinkanlah hatimu, bahwa hari esok pasti akan lebih cerah dimana kamu akan berusaha

menggapai semua impianmu"

Sekarang kita terpisah, dan suatu saat nanti pasti kita akan bertemu lagi.

Aku berharap saat bertemu sekali lagi, aku telah menjadi pribadi yang lebih baik.

19 Januari 2018

8.00 pm New York Times

Aku menarik koperku, berjalan perlahan, mengamati setiap sudut kamarku. Hiasan dindingnya, poster-poster penyanyi favoritku seperti

Adele dan Ed Sheeran yang memenuhi kamarku.

Aku akan merindukan masa-masa disaat aku dan teman-temanku bermain musik bersama, menonton konser penyanyi favorit kami, dan membuat cover lagu tersebut untuk diupload ke Youtube.

Aku tutup pintu kamarku dengan berat hati. Saat melewati ruang keluarga, rasanya aku harus meminta restu orang tuaku sebelum pergi.

Aku menghadap foto keluargaku, membayangkan mereka ada bersamaku.

"Mom .. Dad, aku tau kalian pasti telah membangun rumah indah ini dengan hasil jerih payah kalian, dan itu semua agar aku merasakan rumah adalah istanaku. Ya aku merasakan itu, tapi kini tak berguna rasanya tinggal di istana megah seorang diri, izinkan aku pergi menemukan rumah baru bagiku.Walau kalian telah pergi,aku yakin Mom dan Dad akan mengawasiku selalu."

Kuhapus air mataku, segera berjalan keluar dari rumahku.

Di luar Della dan ibunya telah menunggu. Mereka akan mengantarku sampai bandara.

"Adora, setelah kau pergi apa kau akan mengabaikan rumah ini?"

tanya Mrs. Pritha, ibunda Della.

"Tentu tidak, aku sudah mengurus agar rumah ini disewakan. Bahkan sudah ada penyewa yang telah membayar uang muka."

"Baiklah jika begitu, sebaiknya kita segera berangkat."

Mrs. Pritha pun memasuki mobilnya.

Setelah kami semua masuk, mobil pun melaju menuju bandara.

At Manhattan Municipal Airport

Kami akhirnya tiba di bandara,setelah mengalami proses seperti pemeriksaan barang, aku menunggu pemanggilan penerbanganku. Tak sampai lima menit, telah terdengar suara..

"Pesawat menuju Indonesia dengan kode penerbangan J678 akan segera berangkat ..."

"Adora, jaga dirimu di sana, ya. Teman-teman lainnya akan sangat sedih mengetahui kepergiannmu ke Indonesia," Della memelukku erat sambil menangis.

Aku menggeleng,

"Jangan dulu beri tau mereka bahwa aku pergi. Bila saatnya mereka tau, bilang aku minta maaf bila tak bisa berpamitan, dan aku tidak akan pernah melupakan mereka semua."

Aku pun ikut menangis dalam pelukan. Mungkin Della masih akan terus memelukku bila Mrs.Pritha tidak mengingatkan kami, bahwa pesawat akan segera berangkat.

Kulepaskan pelukanku, lalu berjalan seraya melambaikan tanganku. Tak ingin berlama-lama merasakan perpisahan, aku mempercepat langkah memasuki pesawat.

Kududukan tubuhku di kursi pesawat, menatap langit melalui jendela saat pesawat mulai lepas landas.

Ketika semakin di atas, pemandangan di bawah terus mengecil, hingga hanya seperti bongkahan kecil.

Aku menghela nafas, dan berucap dalam hati,

Selamat tinggal New York, aku akan merindukannmu. Terutama Manhattan.

🍀🍀🍀

Ini masih permulaan, nantikan part selanjutnya ya.. Bakalan seru kok