"Mas, bagaimana, apa Rani datang?" Kanaya masih bingung, rencananya datang ke rumah Rani nyatanya masih gagal, belum membuahkan hasil.
"Sabar dulu ya, nanti aku akan usahakan," ucap laki laki itu dengan sabar, berusaha menyabarkan Kanaya.
Kanaya mengangguk setuju, sikap baik dan lembut Toni selalu berhasil membuat hati Kanaya ikut terbawa suasana dan menurut. Tutur kata yang sopan, penuh perhatian benar benar meneyejukkan hati. Setelah berbicara di tempat OB itu Kanaya segera pergi untuk kembali kerja. Meskipun ia sebenarnya malas jika Gibran nantinya masih memaksa kehendaknya untuk mau mengikuti kemauannya.
Kanaya menghela nafas panjang, rasanya ini memang satu satunya jalan untuk meluruskan, semoga masih ada harapan baik untuk Kanaya. Perempuan itu masuk dan ia cukup tekejut dengan adanya seseorang di dalam. Bukan Gita tapi Pak Abraham.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com