webnovel

Kejarlah daku ku kan sembunyi

"Aku tak langsung pamit ya Tyo, udah sore, takut ngga nemu angkot," ujar mbak Wanti bersandirwara, tapi memang benar, angkot kedaerah tempat tinggal Maya hanya sampai di jam 7 saja, sesudahnya, angkutan yang ada adalah ojek pangkalan.

"Loh adikmu tadi mana Wanti? Belum pamit je sama ibu," Suara sang ibu yang tak tahu apa - apa membuat mbak Wanti harus memutar otak untuk menjawabnya.

"Tadi tak suruh ke ruang perawat buk, ngasih arsip hasil observasi bapak, terus tak suruh langsung tunggu di depan saja, biar ngga bolak balik," dalih mbak Wanti beralasan, sang ibu hanya mengangguk. Aditya terlihat bernafas lega, sedangkan Abim, raut mukanya seketika berubah, dia kesana tujuan utamanya adalah menemui Maya, kalau yang di tuju sudah tak ada untuk apa juga dia berlama – lama disana.

Setelah mencium tangan sang ibu dan ayahnya yang tengah berbaring bergantian, mbak Wanti menyalami Abim.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com