***
"Apa?"
Baiklah, tamat sudah riwayatku.
"Apa itu benar?"
"Ya itu benar."
Bisakah kau menutup mulutmu dasar mantan pengkhianat, kau hanya akan memperburuk keadaan.
"Mereka sudah berpacaran cukup lama... eh tidak, merekas masih baru."
Ingin sekali aku melemparkan batu es ke kepalanya sampai bocor, tapi karena tempat ini adalah miliknya maka aku mengurungkan niatku. Semoga dia segera berhenti, dan meluruskan semua salah paham ini. Aku benar-benar tidak mau mati muda, aku belum menikah.
"Hei, Snow senpai..."
"Ya juniorku, ada perlu apa?"
"Kita perlu bicara."
"Baiklah."
Mati aku, seseorang tolong aku.
"Lalu, kenapa kau malah berdiri dan mencoba untuk kabur?"
Sial! Aku ketahuan!
"Tidak, aku hanya mencoba merapikan rambutku."
"Kenapa harus sambil berdiri?"
"Ini... ini kebiasaanku."
"Benarkah?"
"Ya."
Hei kau yang disana, jangan hanya diam saja ketika partnermu sedang dalam bahaya. Setidaknya panggillah ambulan, aku tidak ingin langsung mati begitu saja.
"Snow senpai."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com