webnovel

Menyusun Rencana

"Ya udah, mau cerita apa?" tanya Haris dengan nada yang sangat lembut dan juga sebelah tangannya yang terulur untuk menangkup kedua pipi milik Ghea. Hangat? Iya, hanya satu kata itu yang pantas untuk menggambarkan bagaimana perasaan Ghea tangan suaminya itu menyentuh pori-pori kulitnya. 

"Mau cerita apa?" tanya Haris sekali lagi dan masih dengan yang sangat lembut di kedua indra pendengaran milik Ghea. Iya, setelah hari itu Haris memang tidak pernah lagi untuk berbicara dengan nada tinggi di hadapan Ghea. 

"Ini." Bukannya menjawab secara gamblang apa yang menjadi pertanyaan Haris, Ghea justru memberikan surat yang memang sedari tadi terus dia genggam dengan sangat erat. 

"Ini apa?" tanya Haris dengan memperlihatkan raut wajahnya yang sangat polos tersebut. Ghea hanya diam dengan raut wajah yang sungguh sangat minim dengan ekspresi. 

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com