webnovel

EP. 023 - Pergi

"Aku tidak peduli kalau mereka sakit! Mau kelaparan, mau kehausan, basah kuyup, ditendang ombak. BODOAMAT! Yang penting semua ikan naik dan aku dapat uang!" ucap sang Kapten.

"Wah… Anda benar-benar iblis ya ternyata!" kata Grizelle.

Kesabaran Grizelle mulai habis. Wajahnya berkerut merah. Dia berjalan mendekati kapten yang berdiri di samping kemudi. Kapten mengejek Grizelle dengan senyum percaya diri di wajahnya.

Grizelle maju selangkah demi selangkah. Terdengar suara dayung berderit di lantai kapal. Saat sudah dekat, BUUK! Grizelle memukul kepala kapten dengan dayung dengan cepat.

Serangan dadakan ini cukup untuk membuat hidung kapten berdarah. Kapten yang kesal langsung membalas dengan pukulan ke leher tapi Grizelle berhasil menghindar. BUUK! Dia langsung memukul kepala belakang kapten.

"Singkirkan dia!" teriak Kapten pada semua anak buahnya yang di sana.

Ada 10 orang ABK yang datang mengepung Grizelle. Dua dari mereka langsung menyerang Grizelle. Grizelle memutar dayungnya ke kanan dan kiri seperti Darth Maul. Kedua penyerang itu terkena pukulan dayung di dada.

Grizelle menyerang dia orang lagi tapi "KRAK! KRAK!" serangannya berhasil ditangkis dengan tongkat kayu milik dua orang tersebut. Dua orang itu balik menyerang Grizelle dari berbagai arah. Mereka fokus menyerang bagian kepala, leher, dan dada tapi Grizelle berhasil menangkisnya. Kini, dua orang itu menyerang dari celah manapun.

"AKU HANYA INGIN AIR DAN MAKANAN! Jika kalian tidak mau memberikannya, cukup beritahu aku di mana kalian menyimpannya dan aku bisa mengambil sendiri", teriak Grizelle.

Datang lagi enam orang yang menyerang Grizelle. Mereka menyerang Grizelle dari berbagai arah. Grizelle berhasil menahan semua serangan mereka. Lama-kelamaaan, Grizelle mulai kelelahan. Kecepatannya menurun. Tiba-tiba, "WUUUSHH…".

Sebuah anak panah berhasil mengenai Grizelle dari belakang. Grizelle segera mencabutnya mumpung masih baru. Saat menengok ke belakang, dia melihat sebuah kotak ikan. Dia segera berlari ke sana dan ingin segera mengambil ikannya dan pergi sebelum pingsan. Tapi dia dihalangi oleh 9 orang ABK.

Tidak mudah untuk berlaga di atas kapal pada tengah malam. Tidak mudah untuk mengalahkan 9 orang pria sekaligus. Grizelle tidak berniat mengalahkan mereka semua. Tujuan Grizelle hanya satu, ambil makanan dan air lalu kembali.

Sambil menahan sakit, Grizelle menangkis semua serangan dan berjalan menuju kotak. Akhirnya, Grizelle berhasil membuka kotak dan melihat ada ikan dan kendi air di dalamnya. "BUK!" seseorang memukul Grizelle tepat di bagian leher dan Grizelle pingsan.

Angin dingin yang cukup kencang berhasil menyadarkan Grizelle. Dia melihat langit sudah biru. Dia melihat banyak awan putih yang mengelilinginya.

"Ternyata hari sudah pagi, ya!" ucap Grizelle.

Grizelle ingin menyibak rambutnya yang sebagian masuk ke mulut. Rasanya gatal sekali. Begitu dia menggerakkan tangannya, dia baru sadar bahwa tangannya terikat. Dia segera cek sekelilingnya. Ternyata, dia diikat di titik tertinggi tiang kapal.

"Pantes rasanya dingin. Sudah berapa hari aku di sini?" kata Grizelle menghibur diri.

Grizelle melihat ke arah bawah dan alangkah terkejutnya Grizelle saat dia melihat para ABK membawa beberapa jenazah dan menatanya di dek tengah. Awalnya hanya tiga jenazah tak dikenal kemudian satu per satu jenazah diangkat dari dek bawah. Empat… Lima… Enam… semakin lama jenazah semakin banyak.

Grizelle fokus mencermati satu persatu wajah jenazah dari atas. Tiba-tiba dia teriak histeris saat melihat satu jenazah.

"BU AGNI… !!! Tidak, tidak boleh, jangan!", teriak Grizelle. Teriakan itu membuat beberapa ABK menengok ke arahnya namun mereka diam saja mengabaikan teriakan Grizelle.

Ada 12 jenazah yang terkumpul. Mereka semua adalah para pedayung yang terluka dan sakit karena diserang ombak kemarin. Grizelle menyesal telah meninggalkan mereka semua.

"Seharusnya, aku tak perlu membuat keributan seperti kemarin. Seharusnya aku curi saja beberapa ikan dan kendi air. Seharusnya aku fokus merawat mereka. Kenapa tiba-tiba aku seceroboh ini?" kata Grizelle menyesali perbuatannya.

"BYUUR… !!!" Satu persatu jenazah dijatuhkan di laut. Grizelle ingin melakukan sesuatu tapi tak bisa. Yang bisa dilakukan Grizelle hanyalah menangis melihat semua pemandangan mengerikan di bawah.

"BYUUR… !!!"jenazah Bu Agni dibuang ke laut. Sekujur badan Grizelle terasa perih dan sakit. Terputar semua kenangan saat bersama Bu Agni.

Grizelle memandang awan putih di depannya. Tiba-tiba muncul wajah Bu Agni. Bu Agni tersenyum, dia bercerita, dia makan ikan, dia marah, dia tertawa, memberi Grizelle botol minum, lalu menghilang. Ternyata semua itu hanya khayalan Grizelle. Bu Agni sudah meninggal. Grizelle hanya bisa menangis.

"Turunkan dia! Kita masih membutuhkan pedayung", perintah Kapten.

Perintah itu terdengar lantang dan langsung membangunkan Grizelle dari tidurnya. Dia melihat ada dua orang ABK datang ke arahnya. Satu orang memanjat. Satu orang berdiri di tempat aman sambil memegang tali layar.

Grizelle langsung jatuh begitu terlepas. Dia jatuh di layar kapal yang talinya dipegang oleh seorang ABK (anak buah kapal). Dia sudah tidak punya tenaga untuk berdiri. Dia hanya diam pasrah saat para ABK mengangkat tubuhnya. Para ABK mengembalikan Grizelle ke dek bawah, tempat para pedayung.

"Dari mana saja kamu?", tanya Pak Man.

Grizelle hanya bisa tertunduk lemas. Dia terlalu takut untuk menatap wajah Pak Man dan menjawab pertanyaannya.

"Tatap mataku!" pinta Pak Man sambil memegang kedua pundak Grizelle. "Dari mana saja kamu?" Pak Man mengulang pertanyaannya.

"Mengambil air dan makanan di dek atas", jawab Grizelle.

"Apakah kamu berhasil mendapatkan makanan di dek atas?" tanya Pak Man.

"Tidak. Maaf… Maaf", jawab Grizelle sambil menundukkan kepala.

"Mengapa kamu melakukan hal yang percuma? Jika memang kamu punya niat untuk membawa air dan makanan, bawalah! Jangan pernah turun ke dek ini sebelum berhasil membawanya", sindir Pak Man yang masih marah.

"Maaf…", kata Grizelle. Air matanya yang tadi sudah kering terkuras di tiang atas, tiba-tiba kini muncul kembali.

"Bu Agni mencarimu di saat-saat terakhirnya. Awalnya aku mencarimu di dek ini, tapi tidak ada. Saat ingin mencarimu di dek atas, pria itu menahanku. Beberapa pedayung ikut melawan pria itu untuk menyelamatkanmu. Tapi ternyata, muncul lebih banyak orang lagi dari dek atas yang menahan kami", ucap Pak Man sambil memandang pria pemberi aba-aba.

"Maaf…", ucap Grizelle.

"Kamu tahu, mengapa kami tidak melawan mereka malam itu?" tanya Pak Man.

"Maaf… ", ucap Grizelle yang merasa bersalah dan menyesal. Hanya itu kata yang bisa diucapkan Grizelle.

"Dulu, kami juga pernah melawan mereka sepertimu. Sama sepertimu juga, semuanya sia-sia. Semua usaha kami sia-sia. Bukannya menyelamatkan pedayung yang masih hidup. Tapi kami malah fokus melampiaskan amarah pada para ABK kapal. Hasilnya sama seperti hari ini. Bukan air dan makanan yang kami dapat, tapi jenazah rekan kami", kata Pak Man.

"Maaf…", kata Grizelle.

"Itulah mengapa, sekarang kami fokus melakukan apa yang kami bisa untuk menyelamatkan teman kami yang ada. Menyuling air laut, memancing ikan di laut, menguras air yang masuk, dan menemani rekan kami yang mungkin besok akan meninggalkan dunia", kata Pak Man.

"Maaf…", kata Grizelle.

"Ini dayung milik Bu Agni. Pakailah! Sebentar lagi kita berangkat", kata Pak Man.

Tangis Grizelle semakin menjadi-jadi saat menerima dayung Bu Agni. Dia terduduk lemas di lantai yang basah dan berbau anyir khas jenazah. Pak Man mengabaikan Grizelle dan membiarkannya sendiri. Semua orang di dek itu juga mengabaikan Grizelle. Semua pedayung duduk di posisinya masing-masing dengan wajah sedih.

"Kita berangkat sekarang. Kau yang duduk di tengah, kembalilah ke tempatmu!", perintah pria pemberi aba-aba sambil melihat Grizelle.

Merasa tersindir, Grizelle segera kembali duduk ke tempatnya. Dia memasukkan dayung Bu Agni ke lubang kapal. Setelah semuanya beres, pria pemberi aba-aba memulai perjalanan.

"3… 2…1…DAYUNG!" perintah pria pemberi aba-aba.

Grizelle sudah tidak punya tenaga lagi untuk mendayung. Dia hanya menggerakkan dayung ke depan dan belakang tanpa menyentuh air. Dia hanya melamun hingga sebuah pukulan keras mengenai punggungnya.

"DAYUNG YANG BENAR!" teriak seorang penjaga di belakangnya.

Pukulan itu membuat Grizelle tersadar dan melihat sekelilingnya. Dek itu terlihat sepi. Padahal hanya berkurang 12 orang namun rasanya seperti berkurang 50 orang. Grizelle melihat beberapa pedayung yang terluka masih mendayung dengan semangat. Hal ini membuat Grizelle mendayung dengan cepat dan serius seperti yang lain.

Suasana laut di siang itu sangat tenang. Ombak bergerak dengan halus. Terdengar suara burung yang berkicau di atas kapal. Angin yang berhembus menghilangkan keringat yang membasahi Grizelle.

Tiba-tiba "BOOM… !!!" sebuah meriam melesat cepat tepat di depan Grizelle. Meriam itu langsung menghancurkan tubuh Pak Man yang duduk di depan Grizelle seketika.