webnovel

DIHUKUM

Syeril dan anak baru itu bergegas mengambil peralatan yang berada di gudang sekolah. Berjalan melewati koridor tanpa topic pembicaraan sama sekali.

Sesampai nya di gudang tersebut, tidak ada yang berani masuk terlebih dahulu. Bukan karena malu, tetapi memang Syeril tidak berani masuk karena ia takut dengan kegelapan.

Kebetulan keadaan gudang tersebut dalam keadaan gelap, lampunya belum dinyalakan.

Syeril tidak mengerti, kenapa anak baru itu tidak ada inisiatifnya sama sekali untuk masuk terlebih dahulu. Atau, mungkin dia juga penakut seperti Syeril.

Kalau anak baru itu penakut juga, lantas siapa yang nanti akan melawan setan, jika setan itu muncul? argh.

"Lah kok diem, bukannya masuk! loo takut masuk? " tanya anak baru itu dengan senyum miring dan alis terangkat.

"Lo juga takut kan?! buktinya sekarang kenapa nggak masuk ke sono? " balas Syeril sambil memonyongkan bibirnya ke arah gudang itu.

"Lo ngapa monyong begitu anjir?"ledek anak baru itu sambil tertawa.

"Kata temen gue, kalo kita nunjuk sesuatu tempat yang berbau mistis, kalau kita nggak gigit jari kita sampai merah, kita bakal dikejar kejar setannya. Dan gue nggak mau gigit jari gue sampe merah, trus gamau juga dikejar kejar setannya. Makanya gue gituin pake mulut gue aja."kata Syeril yang menjelaskan dengan wajah polosnya.

"Apaan si, alay. Parnoan banget si hidup lo" saut anak baru itu dengan ngasal.

Syeril tidak menyangka reaksi Rio akan seperti itu. Memang anak baru ini memang selalu bisa bikin Syeril naik darah.

Kalau misalnya makan orang nggak dosa, saat ini juga Syeril akan memakan anak baru itu.

'Sabar Syeril, sabar Syeril' gumam syeril dalam hati

"Yaudah sekarang mendingan lo masuk, trus nyalain tuh lampu. Biar hukuman kita cepat selesai."kata Syeril sambil mendorong anak baru ke dalam gudang.

"Lah kenapa harus gue? lo takut gelap yak? haha, kaya cewe lo, takut gelap"

"Gue emang cewe kamvred--

udah sana masuk, ntar yang ada dimarahin lagi, karena, masih nunggu diluar begini. Nggak ada yang berani masuk duluan"

"Dasar penakut, haha"ledek anak baru tersebut, sambil memasuki ruangan gelap itu.

Syeril memasa bodo kan anak baru itu berkata apa. Yang Syeril inginkan saat ini, hukumannya cepat selesai. Supaya dia bisa segera hempas dari anak baru itu.

Klek....

"Tuh lampunya udah nyala, masuk. Ambil sono peralatannya. Gue nggak tau di taro dimana, kan gue anak baru. Enggak usah takut, ada cowo ganteng disini" kata anak baru itu sambil tersenyum miring dan alis terangkat.

"Ewh, jijik"

"Gue masuk ni ya, inget! jangan dimatiin lampu nya!" tegas Syeril

"Bawel nih, iyaa. Cepet masuk dah. Lo mau lama-lama disini bareng gue? Ohh gue paham, lo suka ya lama lama sama gue."

Syeril mengacuhkan omongan anak baru itu dan ia langsung bergegas memasuki ruangan dengan perasaan yang masih setengah berani dan setengah takut.

2 menit mencari, akhirnya ketemu. Memang butuh waktu yang lumayan lama, karena tempat gudang sekolahnya itu lumayan besar, jadi butuh waktu lama juga untuk mencarinya. Mana lagi tempat nya berantakan, lengkap sudah penderitaan Syeril saat ini.

*******

"Nih" kata Syeril dengan wajah yang sudah bercucuran keringat sambil memegang sapu, ember, kain pel, dan debu yang menempel dihidungnya itu. Seperti badut yang mondar mandir mencari penonton untuk melihat atraksi sulapnya itu.

Syeril sukses bikin anak baru itu tertawa ngakak melihat dirinya.

Syeril tidak menyadari hal itu, yang ada dipikiran Syeril saat ini adalah  Syeril berwajah kumel dan penuh dengan berlumuran keringat saja. Tidak ada hal yang membuat nya lucu atau aneh.

Syeril bukan type orang yang menomor satukan penampilan, karna menurut Syeril, menjadi diri sendiri itu lebih baik.

Sampai saat ini Syeril masih tidak menyadari bahwa di hidungnya tertempel debu, yang membuat dirinya seperti badut.

"Gue tau gue jelek, gausah ketawa kaya gitu! " tegas Syeril.

"Anjir, sampe keringetan gitu muka lo, hahaha. Mana di hidung lo ada debu tebal gitu lagi, udah deh lo persis kaya badut dekat rumah gue" saut anak baru yang masih asik tertawa

Syeril langsung memegang hidungnya.Ternyata benar, hidungnya saat ini berwarna hitam pekat dan bulat, seperti badut. Bedanya, Syeril berwarna hitam dihidungnya, sedangkan, badut berwarna merah dihidungnya.

"Bawel, biarin aja si. Lagian juga biasa aja, nggak ada yang lucu. Lo nya aja yang aneh, hal yang nggak lucu aja diketawain" sinis Syeril

Anak baru itu mendekati Syeril dengan sangat dekat. Tidak ada ruang tersisa. Yang terdengar saat ini hanyalah degupan kencang jantung keduanya.

Hening seketika. Hanya tatapan mata mereka yang saling memandang.

Anak baru itu mencoba memecahkan keheningan.

"Orang mah di bersihin, jangan di diemin. Mau dibilang imut ?" kata anak baru itu yang memecahkan keheningan sambil membersihkan hidung Syeril menggunakan kain, iya kain.

what kain?! kain apa yang dia pakai?dari tadi Syeril tidak melihat dia membawa kain.

"Udah tuh, masih deketan aja. Mau lama lama tatap mata gue ya? hati hati, jatuh cinta sama gue" ledek anak baru itu.

"Btw, ini kain apa? lo dapat dari mana?" tanya Syeril sambil menjauhkan wajahnya.

"Tuh" kata anak baru itu sambil menunjuk tangannya ke arah bangku, dan dibangku itu ada botol untuk menyemprot jendela yang kotor, dan botol semprot itu membutuhkan kain untuk membersihkan, supaya lebih kinclong.

Eitss...eitss...bentar deh. Berarti kain yang dipakai untuk membersihkan hidung Syeril itu adalah kain buat membersihkan jendela.

Syeril menarik kain itu dari genggaman anak baru.

Kain itu sangat kotor, berwarna hitam pekat.

"Itu kan kain buat bersihin jendela!" teriak Syeril dengan kesal.

"Ooh kain buat bersihin jendela toh, yaudah maap"

Arghhhhhh....

Syeril benci dengan anak itu!

Syeril malas menanggapinya, lagi. jika Syeril menanggapi anak ini, tidak akan ada habisnya. Bisa bisa hukuman Syeril tidak selesai sampai malam.

*******

Hening seketika.....

Lagi lagi, dia yang memecahkan keheningan itu.

"Cui lo anak lama yak disini, boleh kenalan nggak? " tanya anak baru itu kepada Syeril.

"Orang mah ya dimana mana, yang ngomong kaya begitu itu gue, bukan lo" jawab Syeril ketus

"Haha, soalnya lo kan cewe, mana mau ngomong duluan. Katanya si gede gengsi, oh ya, btw nama gue Rio" kata Rio dengan senyum manisnya, supaya Syeril tertarik dengannya

"Gausah sok kegantengan deh, mendingan lo kerjain tuh hukuman lo" sahut Syeril sambil melempar sapu ke arah Rio

"Hukuman kita!" balas Rio dengan tegas sambil menerima pemberian sapu dari Syeril.

Rio memasang earphone ditelinganya untuk mendengarkan lagu lagu yang ia suka, sambil menikmati hukumannya. Rio mendengarkan dentingan gitar yang diiringi nyanyian untuk memperindah lagu.

Hening...itu yang mereka rasakan saat ini. Tidak ada lagi yang memulai percakapan, karena, mereka sibuk dengan tugasnya masing masing.

"Huft cape ihhh!!!! nggak kira kira nih ngasih hukumannya. Udah ah gue pingin ke kantin, laper! "kata Syeril dengan wajah lesu.

Rio melepas earphone nya, lalu menatap Syeril dengan wajah evilnya.

"Mending berani" saut Rio dengan senyum miring.

"Arghhhh, sumpah yak lu ngeselin banget tau nggak! nyesel gue dihukum bareng lo! nyesel gue, sekolahan ini kedatangan murid baru kaya lo!

"Jangan benci, nanti cinta" saut Rio dengan senyum yang sangat amat manis.

******

Syeril dan Rio masih sibuk dengan tugasnya masing-masing.

Tiba-tiba Syeril mendengar bunyi suara asing.

Tuk tuk tuk,

suara sepatu terdengar kencang ditelinga mereka berdua. Saat ini mereka sedang berada didekat ruang uks. Menurut cerita orang yang pernah Syeril dengar, katanya tempat ini angker.

Muka Syeril berubah menjadi putih pucat, karena ia parno dengan berbau mistis. Disitu hanya ada mereka berdua, tidak ada siapa siapa lagi.

Syeril memberanikan diri bertanya kepada Rio.

"Eh, lo denger nggak, tadi kayanya ada suara sepatu jalan deh" tanya Syeril dengan memelankan suaranya.

"Suara setan" saut Rio dengan ngasal

"Riooooooooo nggak lucu!!!!!!!!!!!!!" teriak Syeril lalu menarik tangan Rio dengan kencang karna Syeril sangat penakut.

Rio hanya tersenyum melihat tingkah laku Syeril seperti ini.

"Yaudah makanya cepatan ngerjain hukumannya, biar cepat cepat selesai, gue udah sapuin nih, tinggal lu pel bagian sini aja"

Syeril langsung mengiyakan perintah Rio dan bergegas mengerjakannya. Dengan perasaan yang masih was was dengan suara sepatu itu.

"Misii"

Mendengar suara itu Syeril spontan berteriak dan memeluk Rio.

"Neng, ini saya pak Tarmin" kata Pak Tarmin, petugas bersih bersih sekolah.

Syeril melepas pelukan itu, tetapi tangan Syeril masih tercantol di tangan Rio.

Syeril melirik ke arah kaki pak Tarmin, ternyata kaki dia masih napak, berarti dia masih menjadi manusia.

Helaan napas panjang Syeril terdengar dipendengaran Rio dan pak Tarmin.

"Ngapa tarik nafas mbak?"ledek Rio

"Bawel"jawab Syeril

"Lepasin dong, bilang aja lu mau modus kan? haha, dasar beruk"

Syeril baru menyadari itu semua, bahwa dirinya tadi memeluk Rio dan saat ini Syeril masih berpegangan tangan dengan Rio.

"Siapa juga yang modus, gausah gr lo gorila, udahan nih gue ngepel nya, berarti hukuman gue udah selesai, gue mau ke kelas, cape! "saut Syeril dengan salah tingkah.