webnovel

Farmakologi Cinta

Dikisahkan dua remaja SMA yang bersahabat. Danu yang tampan, pendiam, dan pintar, bersahabat dengan Pradita si cewek tomboy, tapi punya daya tarik tersendiri. Gara-gara kalah balapan, Pradita dihukum harus menjadi pacarnya Bara selama seminggu. Wah, beneran gak tuh pacarannya? Menurut para cewek-cewek, Bara itu adalah cowok tercakep dan terkeren seantero sekolah farmasi. Udah cakep, keren, tajir, model, pinter lagi. Aaah, sempurna banget sih? Gak juga. Bara juga punya kekurangan. Ia memiliki masa lalu yang tidak akan ia ceritakan pada siapa pun selain ... Pradita. Well, Danu tidak bisa tinggal diam melihat sahabatnya terjerat cinta pada cowok menyebalkan seperti Bara. Danu terus menerus mencari-cari kesalahan Bara hingga membuat Pradita jadi kesal. Padahal Danu sendiri sudah berpacaran dengan Arini, si gadis cantik manis seperti gulali. Pradita dan Danu jadi bermusuhan. Belum lagi, Pradita menjadi rebutan para laki-laki di sekolah. Jadi, sebenarnya Danu itu sayangnya sama Arini atau Pradita ya? Lalu, apa Bara sebenarnya sayang sama Pradita atau semua ini hanya sekedar permainan? Setelah lulus SMA, mereka semua berpisah dan menjalani hidup masing-masing. Suatu hari mereka saling bertemu kembali. Siapa sangka jika Pradita si gadis preman bisa berubah menjadi wanita yang anggun dan cantik jelita? Tidakkah Danu merasa menyesal karena sempat bermusuhan dengan Pradita? Akankah Danu mencoba untuk menyatakan perasaannya yang sebenarnya pada Pradita? Siapakah pria yang akan berhasil mendapatkan hati Pradita? Temukan kisah mereka hanya di Webnovel. PERHATIAN! Buku ini mengandung konten dewasa. Harap yang masih di bawah umur untuk tidak membaca buku ini. Bijaksanalah sebelum memilih bacaan Anda. Terima kasih. Silakan follow IG saya: santi_sunz9

Santi_Sunz · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
405 Chs

82. Curhat Bara

Pradita menurunkan tangan Bara dengan perlahan. "Ya iya lah. Aku kan gak mau ada musuh. Udah cukup aku bermasalah sama para siluman rubah."

Bara memperhatikan tangannya yang sedang dipegang oleh Pradita. Segera Pradita melepaskannya.

Bel berbunyi.

"Aduh! Udah bel!" seru Pradita. "Aku belum beres makan lagi. Mana sekarang lapar."

"Loh?" Bara menoleh padanya sambil menautkan alisnya. Mereka berjalan bersama menuju ke tangga untuk naik ke lantai tiga. "Aku pikir kamu udah beres makan tadi."

"Belom lah! Aku kan ngejar kamu tadi."

Bara terkekeh lagi. "Kamu ngejar-ngejar aku? Demi apa?"

"Heh! Gak usah ngetawain aku yah!"

Bara mengantarkan Pradita sampai ke kelasnya. "Kamu punya hutang sama aku ya."

"Eh? Hutang nasi ayam? Pradita mengeluarkan uang tiga ribu rupiah yang tadi, tapi Bara langsung menolaknya."

"Bukan itu!" seru Bara. "Kamu hutang cerita soal legenda siluman rubah putih tadi."

"Ular," ujar Pradita sambil tertawa keras. "Bukan, bukan. Maksud aku, mana ada rubah putih?"

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com