Kami tidak sadar sudah berapa lama menghabiskan waktu di sungai, berendam bersama atau Zero menyebutnya mandi bersama. Jika dipikir-pikir, benar yang dia katakan. Semenjak menikah, kami belum pernah melakukan hal seperti ini, sama-sama tampil polos di kamar mandi untuk saling membersihkan diri. Walaupun rasa malu masih menggelitik hati, tapi aku pikir kegiatan ini cukup menyenangkan sehingga aku tak melakukan protes apa pun.
Setelah permainan bibir kami yang memabukkan tadi selesai, aku kembali menggosok punggungnya. Dia tampak nyaman dengan sentuhan tanganku. Ya, bagus jika begitu karena kuanggap ini sebagai imbalan untuknya yang sudah kelelahan menangkap ikan, memetik buah-buahan dan juga mencari kayu bakar untuk bahan bakar api unggun. Mungkin makanan untuk kami juga sudah dia siapkan.
"Zero, ikannya sudah kau bakar?"
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com