Mungkin memang benar yang dikatakan orang bijak bahwa meskipun jauh merantau pada akhirnya akan kembali juga ke rumah. Rumah yang kumaksud di sini tentu saja istana. Aku sudah lama melakukan petualangan, berbagai tempat kudatangi dan berbagai masalah telah kulewati. Aku bahkan sempat berpikir untuk menjadi rakyat biasa karena itu aku memutuskan untuk menetap di sebuah desa. Berbaur dengan penduduknya, tapi siapa sangka pada akhirnya aku tetap kembali ke rumahku, tempatku dulu dilahirkan yaitu istana.
Aku dan Zero sudah mendiskusikan permintaan ibu dan kami sepakat untuk mengabulkannya. Lagi pula, jika dipikir-pikir mungkin ini pula alasan Prof. Salazar tetap mengurung ingatan Zero dalam batu karena dia berharap kami akan kembali ke istana dan memenuhi kewajiban kami sebagai penerus takhta.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com