Kegiatan kami di lift terjeda, saat pintunya terbuka. Aku segera merapikan gaunku kembali sebelum keluar. Satria membuat wire strip yang aku kenakan melorot.
"Aku bantu." Dia lantas merapatkan jacket Levis yang aku pakai.
Aku ikut bersama mobil Satria, dan menyuruh supir limusin kakek pulang terlebih dulu.
"Kita ke apartemen saja yang dekat," ucapnya melihat lalu lintas mulai padat di jam pulang kerja seperti ini. Dia melajukan SUV-nya dengan kecepatan sedang, berbelok ke jalan utama untuk menuju apartemenku di Kuningan.
Tidak membutuhkan waktu lama, dibandingkan jika harus pulang ke mansion. Begitu mobil dia matikan di parkir bawah tanah gedung apartemen ini, dia langsung keluar dan berjalan cepat membuka pintu untukku. Dengan tidak sabar, dia meraih tubuhku dalam gendongannya.
Kami hampir saja masuk ke dalam lift saat terdengar sapaan seseorang. Kami menoleh secara bersamaan. Itu kan si Mia, bule jadi-jadian anak Mahendra, kenapa dia ada di sini?
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com