Satria meringis, lalu menarik istrinya agar duduk mendekat padanya.
"Dia sedang datang bulan makanya sedikit sensi," ujarnya seraya mengedipkan sebelah mata. Tangannya mengusap lengan Rea naik turun menenangkan emosi istrinya itu.
Eve menggeleng tak peduli, lantas menyesap kembali tehnya. Setelah itu matanya mengedar mengelilingi taman belakang. "Aku kangen kakek," desahnya terdengar sedih. Saat ini dia memang sedang berada di tempat favorit Kakek biasa menghabiskan sore. Jadi, aroma kerinduan tiba-tiba menguar.
"Apa lagi kami, Eve. Kami yang biasa ada beliau di sini. Rasanya ada yang kurang begitu Kakek pergi," sahut Rea ikut mengedarkan pandang.
"Kakek pasti kecewa padaku jika beliau dengar kabar ini," ucap Eve tersenyum getir.
"Itu nggak mungkin. Kamu kan salah satu cucu kesayangannya," cibir Satria. "Beda denganku. Yang sekali bikin kesalahan akan diungkit terus menerus."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com