Maya mengembuskan napas saat melihat pintu lebar di hadapannya. Masih berdiri di depan pintu itu tanpa berniat segera membukanya. Pagi-pagi tadi Yudha meneleponnya dan memintanya datang ke apartemen. Pria itu bilang dia sedang tidak enak badan. Tapi, Maya mengira ini hanya akal-akalan Yudha saja karena Maya akan berangkat ke Bandung bersama Pak Rudi, manajernya. Kadang Maya memang ikut manajer meeting di luar kota. Atau untuk urusan lain soal perusahaan.
Sebelum statusnya dipaksa menjadi pacar Yudha, dia tidak pernah seribet ini. Yudha juga tidak pernah melarang atau drama saat mau ditinggal. Akhir-akhir ini teman sekaligus kekasihnya itu memang agak manja. Cenderung posesif. Maya menduga Yudha seperti ini lantaran dia sering mengulur waktu untuk bicara serius soal hubungannya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com