Maya menggeliat dengan mata yang masih terpicing. Dia lantas mengubah posisi tidur sembari memeluk gulingnya. Rasanya masih nyaman, dan dia enggan beranjak meski samar-samar sinar matahari mulai menyusup di antara celah tirai kamarnya.
Dari kemarin dia dan dua rekannya lumayan hectic menyeleksi para calon operator produksi di kantor kedinasan yang bekerjasama dengan perusahaannya. Didaulat menjadi pemberi wawancara dan memimpin psikotes dari beratus-ratus calon pekerja lumayan melelahkan. Itu baru di Bandung. Hari ini dia, akan terbang ke Bantul untuk perekrutan di sana.
Masih ada cukup waktu untuk bermalas-malasan di kamar hotel sebelum check out pukul dua belas nanti. Ya, Maya pikir begitu sebelum dia merasakan sentuhan janggal pada lengannya yang terbuka.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com