Malu didepan suami itu wajar, apalagi sampai membicarakan hal intim sampai tersipu malu seperti anak remaja 17 tahunan yang sedang jatuh cinta. Tapi pernah gak, sih kamu malu didepan orang asing? Apalagi suamimu sendiri yang mempermalukan kamu.
Itulah yang kurasakan setelah kejadian singkat yang begitu cepat di toilet tadi. Saat dimobil dalam perjalanan pulang, aku juga tidak banyak bicara. Entah kenapa, aku hanya berpikir kalau memulai satu kalimat dengan Habib, maka akan berakhir dengan seribu kalimat yang tidak ada ujungnya.
Begitu pula saat kami tiba dirumah. Tidak ada ucapan yang berarti keluar dari mulutku, kecuali pertanyaan normal pada umumnya, seperti "Mas mau makan malam apa?" atau "Mau Mas dulu yang mandi, atau aku?"
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com