Sehari sebelum aku dan Habib terbang ke Padang, kami menyempatkan diri untuk mendatangi rumah abang angkatku yang juga tinggal di Jakarta. Bang Fahri mengundang seluruh keluarga untuk datang dalam acara syukuran atas keberhasilannya membangun sebuah gedung sekaligus mendapat proyek baru yang lebih besar.
Arsitek itu selalu mengundang anak yatim kerumahnya untuk syukuran seperti ini. Dia juga tidak pelit membagi sebagian hartanya untuk disumbangkan ke panti asuhan. Diacara itu semua keluarga berkumpul, termasuk adikku dan suaminya.
"Jadi kalian akan pergi ke Padang besok?" tanya Farida ketika acara selesai.
Saat ini kami tengah kumpul keluarga di ruang tengah sambil menikmati jamuan teh hijau dan kue brownis buatan bunda.
"Iya, lebih cepat lebih bagus. Mas sudah tidak tahan ingin punya anak. Ayah dan bunda juga pasti setuju, iya kan?" balas Habib sambil melirik mertuanya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com