Hari ini aku berencana untuk kembali ke Jakarta bersama Habib. Tapi sebelum itu, ayah meminta ku beserta Habib, Farida dan Umar untuk mengunjungi pesantren Nurul Huda—pesantren milik ayah Umar yang katanya akan mendapatkan sumbangan dari beberapa perusahaan di Jakarta yang baru saja memenangkan tender.
Maka dari itu, aku dan Habib pun bersiap dengan baju couple. Sebenarnya aku tidak mau memakai baju seperti ini, tapi Habib memaksa dengan alasan agar terlihat romantis. Entahlah, kadang-kadang Habib itu konyol juga.
Kami pun turun dan sudah di sambut dengan ayah dan bunda di ruang makan.
"Wah ... kalian sepertinya bukan ingin mengunjungi pesantren, tapi seperti ingin berbulan madu," ucap ayah menatap kami.
"Iya, Yah. Elyana yang minta memakai pakaian couple, padahal kan terlihat norak," sahut Habib menjadikan ku kambing hitam.
Aku menyikutnya yang duduk di samping kanan ku. "Bukannya Mas yang mau pakai baju couple, kenapa malah aku yang di jadikan kambing hitam?" sungut ku.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com