Masih terlintas di benakku bagaimana manisnya senyuman seorang gadis cilik yang tadi memberikan selembar kertas putih padaku. Dia pergi dengan langkah pelan dan hanya menyisakan punggung dengan rambut panjang yang di kepang untuk kupandangi.
Bahkan sampai detik ini aku masih senyum-senyum sendiri sambil memperhatikan kertas yang ada di tangan. "Kamu kenapa?" tanya Habib heran melihatku terus tersenyum sampai kami duduk berdampingan di mobil.
Aku hanya tersenyum dan menoleh. "Lihatlah, Mas. Putri memberikan ini padaku tadi," jawabku pula.
Habib terdiam sejenak sambil menatap selembar kertas yang masih terlipat di tanganku sambil menaikkan sebelah alisnya. Kurasa dia masih berusaha mengingat tentang bocah bernama Putri yang memang tidak terlalu dia kenali.
"Putri yang mana, ya?" tanya Habib bingung.
"Ck, Putri. Gadis cilik yang waktu itu aku temui, Mas lupa? Kakinya baru saja di amputasi, dan Mas yang sudah melunasi sebagian biaya operasinya," jelasku pada Habib.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com