Bunda selalu bilang, suami adalah jembatan istri menuju surga, dan itu benar. Ayah juga selalu bilang, surga seorang istri ada di bawah telapak kaki suami, itu juga benar. Untuk itu, kita sebagai istri harus patuh pada suami, jangan pernah tiru perbuatanku jika ada yang tidak berkenan di hati atau bertentangan dengan perintah suami.
Itu semua sifat manusiawi, memiliki emosi dan rasa kesal ketika suami melakukan kesalahan. Wajar bagi seorang istri untuk marah, tapi janganlah sampai membuat suami benci pada kita. Kalau sudah begitu, rumah tanggapun hanya sebatas status.
Semalam, Habib tidur satu ranjang denganku setelah kami melakukan hubungan badan. Rasanya agak aneh, setelah sekian lama tidak tidur bersama, akhirnya kami bisa saling memeluk. Dan pagi ini, aku juga menyiapkan sarapan serta teh yang biasa Habib minta.
"Hari ini kamu mau dimasakin apa?" tanyaku pada Habib yang menyeruput tehnya sehabis pulang dari masjid.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com