webnovel

HARI PERTAMA SAM KERJA

Pulang dari rumah Mbak Vina kudekati Bibik yang lagi memasak di dapur.

"Bik, Mamah biasanya suka pesan nggak makanannya disuruh jangan dikasih apa?"

"Maksudnya?"

Bibik nampaknya tidak paham perkataanku.

"Jangan dicampurin apa gitu."

"Apa ya?"

Bibik menerawang.

"O iya pisang.Nyonya paling nggak suka makan pisang.Apapun jenisnya.Dia pernah bilang ke Bibik nggak usah beli pisang.Dia nggak suka."

"Ooooh itu.Ada lagi nggak?"

"Kenapa memangnya?"

Tiba-tiba Mamah tiriku sudah berdiri di belakangku.

Dia mendekatiku dan menarikku menjauh dari Bibik.

"Jangan macam-macam kamu.Kalau sampai aku pisah sama Bapaknya, kukejar anaknya, suamimu.Mau kamu?"

mata kami bertemu.Pandangannya terlihat menakutkan.

"Recokin terus aku, jangan salahkan aku kalau suatu saat Sam jadi milikku."

Dia menatapku lekat.Setelah itu dia melepaskan pegangannya di bajuku lalu pergi.Dia pergi meninggalkanku setelah tersenyum sinis.

Aku lalu kembali ke kamar.

"Kenapa kamu?kayak orang bingung?"

Sam mendekatiku.Aku hanya menggeleng.Aku takut sama ancaman sama Mamah tiriku tadi.Bagaimanapun aku tidak mau tiba-tiba Sam menyukai Mamah tirinya.

"Kenapa sih?"

Sam malah tambah penasaran melihatku diam dan kebingungan.

"Nggak."

"Jangan bohong.Kamu kayak orang kesambet tahu nggak."

Kupandangi Sam.Perlahan kuceritakan kejadian tadi.

"Dia bilang begitu?"

Aku memgangguk sambil menerawang.Tidak menatap Sam.

"Binar, lihat sini."

"Hmmm?"

Aku akhirnya menatapnya.Dia memegangi kedua pipiku.

"Suatu saat kalau kamu lihat aku tergila-gila sama nenek lampir itu, pukul aku sekeras-kerasnya.Biar aku langsung sadar.Ingat ini ya Binar."

Kami saling bertatapan.

"Aku nggak mau kalau sampai kamu disentuh dia.Jijik banget ngebayanginnya barengan sama dia."

"Aku juga nggak maulah disentuh dia."

Dia memelukku.

"Sam."

"Hmmm?"

"Dina masih ada disini nggak?"

Kutunjuk jantungnya.Dia malah tersenyum.

"Nggak tahu."

"Ck."

Kudorong badannya.Aku lalu tiduran di kasur.Malas ngobrol sama dia.Nggak asik.

"Yah, ngambek."

"Awas ah."

Kudorong tubuhnya yang terus mendekatiku.

"Sam kecil sudah jadi belum?"

Dia berbisik di telingaku.Aku diam saja.Kerjaan dia cuma bikin anaaaak aja.Sebel banget, dia jadi ketagihan gitu.Ih.

"Sam aku lagi nggak mood."

"Ya sudah.Aku keluar sebentar ya.Diajakin nongkrong sama teman.Kamu istirahat aja."

Aku langsung berbalik.

"Nggak usah.Sudah nggak pantas kamu nongkrong.Kayak bujangan aja."

"Bodo amat.Daripada di cuekin.Mending nongkrong."

"Ya ampun iyaaaaa.Kamu maunya apaaaa?"

Aku lalu memeganginya yang hendak pergi.Dia lalu berbisik.

"Tuh kaaaa, bikin anak lagi.Bosen ah."

"Ya udah kalau bosan."

Dia lalu berdiri.Aku lalu memegangi lengannya dan menariknya untuk kembali duduk di sampingku.

"Ya udah iyaaaa.Ayooook."

Dia tersenyum dan langsung menerkamku.

Saaaaam.

***

Pagi sekali aku bantu Bibik menyiapkan sarapan.Kulihat Sam keluar dengan pakaian rapi dan rambutnya diikat.Aku terpaku menatapnya.Bibik buru-buru mengambil piring ditanganku.

"Haduuuh, untung nggak jatuh piringnya."

Aku jadi malu dibegitukan.Ketahuan banget aku lagi mengagumi penampilan suamiku.

"Kenapa kamu?"

Mas Langit menepuk bahuku.Dia menatapku.

"Itu adiknya kok ganteng banget sih Maaas."

Mas langit melihat ke arah Sam.Dia tersenyum sinis.

"Gantengan aku lah."

Mas langit menoyor keningku.Mereka tertawa melihat kami.Kudekati Mas Langit.

"Mas, nitip Sam dong.Kalau ada yang godain, telfon aku ya."

"Bodo amat."

Mas Langit menepis pegangan tanganku.

"Jahat banget Mas langit maaah."

Kami lalu makan bersama.mataku tak bisa lepas melepas Sam.Kok aku baru sadar dia setampan ini.

"Binaaar."

Papah mengagetkanku dengan panggilannya.Aku menoleh kearah Papah.

"Ya Pah?"

"Makan dulu, Sam nggak kemana-mana kok."

Sam tersenyum.

"Paaaah."

Semua malah menggodaku.Aku kembali melihat kearah Sam.Dia kembali tersenyum sambil melihatku.Gemes banget lihat dia senyum.Pengin gigit, eh.